Resources / Blog / Tentang Pajak

Perhitungan Nilai Sisa Buku Buku Fiskal Menurut Pajak

Pada dasarnya, NBV fiskal dan komersial hanya mungkin terjadi beda waktu. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan yang bisa berbeda dari fiskal dan komersial hanya jumlah tahun penyusutan.

Pajak Properti Laba Fiskal

Beberapa waktu lalu pertanyaan terkait beda tetap, muncul kembali di timeline WA saya, kira-kira ada yang bertanya seperti di bawah ini:

“Perusahaan bangun gedung terus gedungnya dipakai untuk futsal bagi karyawannya. Misalkan bangun gedung biayanya Rp 1 miliar, tentunya penyusutan gedung ini NDE (dikoreksi fiskal positif). Setelah 10 tahun perusahaan pindah domisili gedung buat futsal juga dijual Rp 2 miliar.”

Pertanyaannya, berapa laba fiskal atas penjualan gedung tersebut?

Yang sedikit menggelitik dari segala jawaban yang saya terima, adalah jawaban terkait nilai buku fiskal. Ada pernyataan seperti ini:

“NBV fiskal tetap, karena tidak disusutkan secara fiskal”
“NBV adalah Net Book Value, baru berkurang kalau diakui penyusutannya”

Pada dasarnya, NBV fiskal dan komersial hanya mungkin terjadi beda waktu. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan yang bisa berbeda dari fiskal dan komersial hanya jumlah tahun penyusutan. Jadi, yang bisa berbeda akumulasi penyusutannya.

Baca Juga: Seputar Penyusutan Fiskal dan Tata Cara Penghitungannya

Contoh:

Gedung kantor, diperoleh dengan harga Rp 3 miliar.
Secara akuntansi diakui sebagai aset dengan masa manfaat 15 tahun
Maka secara akuntansi, akumulasi penyusutannya:
3.000.000.000/15 tahun = 200.000.000/tahun

Secara pajak?
Pajak menentukan untuk bangunan permanen, penyusutannya garis lurus masa manfaat 20 tahun. Maka secara fiskal, akumulasi penyusutannya:

3.000.000.000/20 tahun = 150.000.000/tahun

Setiap tahunnya akan berbeda 50.000.000 yang nantinya di tahun ke-16 sampai tahun ke-20 penyusutan hanya akan di fiskal.

Bagaimana jika penyusutan Komersial sama dengan penyusutan fiskal?
Tidak akan ada yang berbeda di akumulasi penyusutan dalam hal di atas. Baik fiskal maupun komersial sebesar 150.000.000/tahun.

Sekarang, kita kembali ke akuntansi dasar, bagaimana membukukan penyusutan?
Depreciation expense
Accumulated depreciation

Bagaimana jika masuk ke neraca dan laba rugi?

Maka,
Accumulated depreciation masuk ke neraca (balance sheet)
Depreciation expense masuk ke laba rugi (income statement)

Sekarang kita menelisik ke sudut pandang fiskal, kalau ternyata bangunan permanen tadi tidak dipakai untuk kegiatan 3M perusahaan, maka

“penyusutannya tidak dapat dibebankan”

Lalu, bagaimana koreksinya?
Secara akuntansi perpajakan dijabarkan seperti ini

Depreciation expense 150.000.000
Depreciation expense (fiscal) 0
——————————————————————
Koreksi fiskal 150.000.000

(yang dikoreksi, expense)

Bagaimana dengan accumulated depreciation?
Tetap dibukukan seperti biasa.

Bagaimana cara menghitung NBV?
NBV dihitung dari nilai aset dikurangi akumulasi penyusutan (accumulated depreciation).
Jadi, kalau tidak ada perbedaan metode penyusutan antara fiskal dan komersial, maka nilai NBV dapat dipastikan akan sama.

Lalu nilai di atas berapa labanya?

Nilai Aset 1.000.000.000
Akumulasi penyusutan 10 tahun 500.000.000
Nilai buku 500.000.000

Laba bersih

Nilai jual aset 2000.000.000
Nilai buku 500.000.000
Laba bersih 1.500.000.000
Reading: Perhitungan Nilai Sisa Buku Buku Fiskal Menurut Pajak