Sebagian besar PKP menghadapi pemeriksaan PPN dengan rasa takut yang membayang. Padahal, jika kita memahami pemeriksaan PPN dengan baik, maka pemeriksaan pajak tidak lagi menjadi hal yang menakutkan.
Untuk membantu Anda yang akan menjalani pemeriksaan PPN, artikel kali ini akan mengulas hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam sebuah pemeriksaan pajak.
Pemeriksaan PPN
Pemeriksaan PPN merupakan serangkaian proses kegiatan menghimpun, mengolah data, keterangan, dan bukti yang dilaksanakan secara objektif serta profesional atas pengelolaan Pajak Pertambahan Nilai.
Hal yang Perlu Disiapkan Saat Menghadapi Pemeriksaan PPN
Persiapan merupakan hal yang penting dalam menghadapi pemeriksaan pajak. Kurangnya persiapan bisa berakibat fatal bagi wajib pajak. Misalnya, data tidak lengkap atau salah dalam menerapkan aturan perpajakan yang berlaku.
Maka dari itu, demi mengantisipasi adanya kesalahan, dibutuhkan persiapan yang matang. Nah, berikut ini hal yang perlu wajib pajak siapkan dalam menghadapi pemeriksaan PPN:
- Pastikan SSP sudah sesuai dengan pajak terutang pada SPT Masa PPN.
- Lakukan penghitungan ulang dan pastikan segalanya sudah sesuai.
- Data wajib pajak dicantumkan dengan benar
- Data atas faktur pajak masukan dan faktur pajak keluaran lengkap sesuai dengan laporan.
- Pastikan kompensasi PPN sesuai dengan lebih bayar bulan sebelumnya.
- Informasi profil pembeli dan pemasok, seperti nama, NPWP, alamat, dll sudah lengkap dan benar.
- Anda juga perlu membuat rekonsiliasi antara pajak keluaran per SPT PPN vs objek PPN.
- Bila memungkinkan, buat juga rekonsiliasi faktur pajak masukan vs pembelian per SPT PPh Badan.
Selain hal-hal yang sudah disebutkan di atas, tentu masih banyak persiapan yang perlu dilakukan saat menghadapi pemeriksaan PPN. Namun, delapan persiapan di atas dianggap cukup mengurangi risiko pemeriksaan PPN.
Kriteria Pemeriksaan Pajak
Kriteria pemeriksaan pajak terbagi menjadi 2 berdasarkan latar belakang dilakukannya pemeriksaan, yakni pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus. Agar lebih memahami masing-masing karakter pemeriksaan pajak tersebut, mari simak ulasannya di bawah ini.
1. Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin ini merupakan pemeriksaan pajak yang dilakukan secara terus menerus (rutin) sesuai dengan waktu yang ditentukan. Pemeriksaan rutin dilakukan karena berhubungan dengan pemenuhan/pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan wajib pajak, seperti:
- Menyampaikan SPT Masa PPN atau SPT Tahunan PPh yang menyatakan lebih bayar tidak disertakan dengan permohonan pengembalian kelebihan.
- Menyampaikan SPT Masa PPN atau SPT Tahunan PPh yang menyatakan lebih bayar restitusi.
- Mendapatkan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak.
- Menyampaikan SPT rugi.
- Menyampaikan SPT Masa PPN lebih bayar.
- Melakukan perubahan tahun buku, penilaian aktiva tetap, dan metode pembukuannya.
- Melakukan penggabungan, pemekaran, likuidasi, peleburan, atau berencana akan meninggalkan Indonesia dalam jangka waktu yang belum ditentukan/selamanya.
2. Pemeriksaan Khusus
Sesuai dengan namanya, pemeriksaan khusus ini hanya dilakukan ketika terdapat indikasi ketidakpatuhan berdasarkan analisis risiko yang menunjukkan hal tersebut.
Pemeriksaan pajak secara khusus ini dijalankan mengacu pada ketentuan berikut ini:
- Berdasarkan analisis risiko yang dibuat atau dilihat dari informasi data wajib pajak atau data internal dan eksternal baik secara manual maupun melalui sistem komputerisasi.
- Ruang lingkup dari pemeriksaan khusus ini meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak.
- Pemeriksaannya menggunakan metode pemeriksaan lapangan.
Setelah melihat 2 jenis kriteria pemeriksaan pajak di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan PPN masuk dalam kriteria pemeriksaan rutin.