Resources / Regulation / Surat Edaran Dirjen Bea dan Cukai

Surat Edaran Dirjen Bea dan Cukai – SE 19/BC/2004

Sehubungan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 230/KMK.04/2004 tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 101/KMK.05/1997 Tentang Pemberitahuan Pabean, dalam rangka mendukung program pemerintah untuk efisiensi dan kelancaran arus barang dan dokumen ke dan dari TPB serta mempermudah pelaksanaannya dilapangan, sementara menunggu penyempurnaan keputusan Menteri Keuangan Nomor 291/KMK.05/1997 dengan ini disampaikan petunjuk pelaksanaan penggunaan BC 2.3 dan BC 2.5 sebagai berikut :

  1. Pemberitahuan pabean BC 2.3
    1. BC 2.3 adalah pemberitahuan pemasukan barang impor ke Tempat Penimbunan Berikat(Kawasan Berikat/KB, Gudang Berikat/GB, Entrepot Tujuan Pameran/ETP, Toko BebasBea/TBB) dari Tempat Penimbunan Sementara (TPS).
    2. BC 2.3 dibuat oleh Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB), Pengusaha Pada Gudang Berikat(PPGB), Pengusaha Entrepot Tujuan Pameran (PETP), Pengusaha Toko Bebas Bea (PTBB).
    3. Sebelum BC 2.3 diajukan ke KPBC bongkar, pengusaha memberitahukan rencana pengajuanBC 2.3 tersebut ke KPBC pengawas melalui faximili, yang akan meneruskan informasirsebut melalui media yang sama ke KPBC bongkar pada hari yang sama.
    4. BC 2.3 diajukan ke KPBC bongkar rangkap 3 (tiga) ditambah lembar copy lembar pertamasekurang-kurangnya 2 (dua) untuk BI dan BPS.
    5. KPBC bongkar memberikan pelayanan atas BC 2.3 yang diajukan oleh Pengusaha setelahmenerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada butir 3.
    6. Atas BC 2.3 yang diajukan oleh PDKB :
      1. Diberikan penangguhan Bea Masuk (BM) dan tidak dipungut PPN, PPn BM dan PPhpasal 22 (PDRI) untuk barang yang berhubungan langsung, yaitu yang karena fungsian sifatnya dipergunakan secara langsung di dalam kegiatan usaha industripengolahan (di dalam pabrik) antara lain mesin produksi yang dipergunakan untukkegiatan industri pengolahan termasuk suku cadang, bahan baku dan/atau bahanpenolong;
      2. Diberikan penangguhan BM dan tidak dipungut PDRI dalam hal dilampiri SuratKeputusan Penangguhan BM untuk barang yang tidak berhubungan langsung, yaituyang karena fungsi dan sifatnya tidak dipergunakan secara langsung di dalamkegiatan usaha industri pengolahan (dipergunakan di luar pabrik) antara lain peralatan perkantoran dan peralatan konstruksi, forklift, genset, troli, AC;
      3. Diberikan penangguhan BM dan tidak dipungut PDRI dalam hal dilampiri Surat IjinKepala KPBC untuk barang contoh dari Luar Daerah Pabean (LDP);
      4. Diberikan penangguhan BM dan tidak dipungut PDRI dalam hal dilampiri PEB padasaat pengeluaran ke LDP untuk pengembalian barang contoh hasil olahan KB yangdikirimkan ke LDP;
      5. Diberikan penangguhan BM dan tidak dipungut PDRI dalam hal dilampiri PEB padasaat pengeluaran ke LDP untuk pengembalian barang perbaikan yang dikirimkan keLDP.
    7. Terhadap BC 2.3 yang terkena NHI/NI, dilakukan pemeriksaan fisik barang di KawasanPabean atau di TPB.
    8. Pengeluaran Barang dari Kawasan Pabean mempergunakan SPPB-BC 2.3 yang diterbitkanoleh KPBC bongkar dan ditandatangani oleh Pejabat yang ditunjuk.
    9. Pada saat pengeluaran dari TPS ke TPB, SPPB-BC 2.3 ditandatangani oleh Petugas DinasLuar/gate dan pada saat pemasukan barang ke TPB oleh Petugas di TPB, dalam haldipergunakan lebih dari satu sarana pengangkut dibuatkan copy SPPB-BC 2.3 lembar 1 yangditandasahkan oleh Pejabat KPBC Bongkar yang menangani pengeluaran barang ke TPB.
    10. BC 2.3 lembar 3 yang telah diberi nomor dan tanggal pendaftaran dan SPPB-BC 2.3 lembar 3dikirim ke KPBC Pengawas TPB untuk keperluan penatausahaan.
    11. BC 2.3 lembar 2 dan SPPB-BC 2.3 lembar 2 ditatausahakan di KPBC bongkar.
    12. BC 2.3 lembar 1 dan SPPB-BC 2.3 lembar 1 ditatausahakan di Pengusaha TPB.
    13. Dalam hal ada pembayaran PNBP dilakukan di Bank Devisa Persepsi/PT. Pos Indonesia/Bendaharawan KPBC bongkar mempergunakan SSBP/BPBP, sedangkan untuk BMdan PDRI dilakukan di Bank Devisa Persepsi mempergunakan SSPCP.
    14. Pemberitahuan Pabean BC 2.3, SPPB-BC 2.3 dan Contoh Surat Pemberitahuan RencanaPengajuan BC 2.3 adalah sebagaimana contoh dalam lampiran III Surat Edaran ini.
    15. Tatakerja pemasukan barang impor dari TPS ke TPB sebagaimana diatur dalam Lampiran ISurat Edaran ini.

  2. Pemberitahuan pabean BC 2.5
    1. BC 2.5 adalah pemberitahuan pengeluaran barang dari Tempat Penimbunan Berikat, kecualipengeluaran untuk tujuan ekspor.
    2. BC 2.5 dibuat oleh Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB), Pengusaha Pada Gudang Berikat(PPGB), Pengusaha Entrepot Tujuan Pameran (PETP), Pengusaha Toko Bebas Bea (PTBB)tempat barang yang diberitahukan berada.
    3. BC 2.5 yang telah ditandatangani dan diberikan cap perusahaan diserahkan kepada PenerimaBarang.
    4. BC 2.5 diajukan oleh Penerima Barang setelah ditandatangani dan diberikan cap perusahaanke KPBC yang mengawasi TPB asal barang rangkap 3 (tiga) ditambah beberapa copy BC 2.5lembar 1 dalam hal diperlukan.
    5. Atas BC 2.5 yang diajukan oleh PDKB yang barangnya akan dikeluarkan :
      1. Ke PDKB lainnya, diberikan penangguhan Bea Masuk (BM), pembebasan Cukai sertatidak dipungut PDRI terhadap :
        1) Barang hasil olahan yang akan diolah lebih lanjut;
        2) Mesin & Spare part yang akan dipindahtangankan dilampiri Surat PersetujuanDirektur Jenderal; untuk yang akan direparasi atau dipinjamkan dilampiriSurat Persetujuan Kepala KPBC;
        3) Bahan baku yang akan dipindahtangankan dan pengembalian karena tidaksesuai pesanan dilampiri Surat Persetujuan Direktur Jenderal;
        4) Disubkontrakkan dilampiri Surat Persetujuan Kepala KPBC;
        5) Barang yang akan disubkontrakkan dilampiri Kontrak Kerja dan PersetujuanKepala KPBC;
        6) Barang hasil pengerjaan subkontrak dilampiri copy BC 2.5 pada saatpemasukan dan Kontrak Kerja.
      2. Ke ETP untuk dipamerkan, diberikan penangguhan BM, pembebasan Cukai sertatidak dipungut PDRI dilampiri surat persetujuan Kepala KPBC;
      3. Ke DPIL untuk :
        1) dijual, dipungut BM, Cukai serta PDRI dengan ketentuan :

        a) BM berdasarkan klasifikasi sebagai barang jadi pada saat dikeluarkandan nilai pabean berdasarkan harga barang pada saat pemasukan;
        b) Cukai berdasarkan ketentuan perundang undangan Cukai yangberlaku;
        c) PPN dan PPn BM berdasarkan harga penyerahan;
        d) PPh pasal 22 impor berdasarkan harga penyerahan untuk baranghasil olahan yang bahan bakunya seluruhnya berasal dari impor;
        PPh pasal 22 impor berdasarkan tarif dikalikan dengan prosentasekandungan bahan baku imporikalikan harga penyerahan terhadappengeluaran barang hasil olahan yang bahan bakunya berasal dari impor danlokal.
        2) disubkontrakkan, diberikan penangguhan BM, pembebasan Cukai dan tidak dipungut PDRI, dilampiri Kontrak kerja, Surat Persetujuan Kepala KPBC dandipertaruhkan jaminan;
        3) diperbaiki, diberikan penangguhan BM, pembebasan Cukai dan tidakdipungut PDRI, dilampiri Surat Perintah Kerja, Surat Persetujuan KepalaKPBC dan dipertaruhkan jaminan;
        4) pengembalian hasil subkontrak, diberikan penangguhan BM, pembebasanCukai dan tidak dipungut PDRI, dilampiri copy BC 4.0 pada saat pemasukandalam tidak ada tambahan komponen berasal dari impor.
      4. Ke Perusahaan yang mendapat fasilitas KITE :
        1) dijual, dipungut BM dan PDRI;
        2) pengembalian hasil subkontrak, diberikan penangguhan BM, pembebasanCukai dan tidak dipungut PDRI, dilampiri copy BC 2.4 pada saat pemasukan.
      5. Untuk tujuan dimusnahkan dibebaskan dari pungutan BM, Cukai untuk BKC, dantidak dipungut PDRI dan pelaksanaannya dilakukan :
        1) Di KB, dibuatkan Berita Acara Pemusnahan;
        2) Di Luar KB dibuatkan SPPB-BC 2.5 oleh KPBC Pengawas dan dipertaruhkanjaminan. Jaminan dikembalikan setelah dibuatkan Berita Acara Pemusnahan.
    6. Pengeluaran Barang dari TPB mempergunakan SPPB-BC 2.5 yang diterbitkan oleh KPBCPengawas dan ditandatangani oleh Pejabat yang ditunjuk.
    7. Pada saat pengeluarannya, SPPB-BC 2.5 ditandatangani oleh Petugas Di TPB.
    8. BC 2.5 lembar 2 dan SPPB-BC 2.5 lembar 2 dan lembar 3 ditatausahakan di KPBC PengawasTPB asal barang.
    9. BC 2.5 lembar 1 dan SPPB-BC 2.5 lembar 1 ditatausahakan di Penerima Barang.
    10. BC 2.5 lembar 3 ditatausahakan di Pengusaha TPB.
    11. Dalam hal pengeluaran barang sebagaimana dimaksud pada butir 6 ditujukan ke TPB lainnya:
      1. pada saat pemasukannya di TPB tujuan, SPPB-BC 2.5 ditandatangani oleh PetugasDi TPB tujuan;
      2. copy BC 2.5 lembar 1 dan SPPB-BC 2.5 lembar 3 diserahkan ke KPBC Pengawas TPBtujuan untuk keperluan penatausahaan;
      3. BC 2.5 lembar 2 dan SPPB-BC 2.5 lembar 2 ditatausahakan di KPBC Pengawas TPBasal barang;
      4. BC 2.5 lembar 1 dan SPPB-BC 2.5 lembar 1 ditatausahakan di TPB tujuan.
      5. BC 2.5 lembar 3 ditatausahakan di Pengusaha TPB asal barang.
    12. Dalam hal adapembayaran PNBP dilakukan di Bank Devisa Persepsi/PT. PosIndonesia/Bendaharawan KPBC mempergunakan SSBP/BPBP, sedangkan untuk BMdan PDRI dilakukan di Bank Devisa Persepsi mempergunakan SSPCP.
    13. Pengusaha yang mendapat fasilitas PIB berkala, dengan dikeluarkannya surat edaran ini, penggunaan PIB berkala digantikan dengan BC 2.5 berkala.BC 2.5 berkala.
    14. Bagi Pengusaha yang belum mendapat fasilitas PIB berkala, yang memerlukan penggunaan BC 2.5 berkala untuk pengeluaran barangnya dari TPB, mengajukan permohonan pengajuanBC 2.5 berkala ke KPBC yang mengawasi TPB yang bersangkutan.
    15. Pengeluaran barang untuk pengusaha yang mendapat fasilitas BC 2.5 berkala sebagaimana dimaksud pada butir 13 :
      1. Sebelum pengeluaran barang, pengusaha TPB mengajukan permohonanpengeluaran barang dari TPB rangkap 3 (tiga) kepada KPBC Pengawas TPB asalbarang;
      2. Pengeluaran barang dari TPB oleh penerima barang dengan mempergunakanSPPB-BC 2.5 rangkap 3 (tiga) yang diterbitkan oleh Pejabat KPBC Pengawas TPBasal barang dengan diberi cap “BC 2.5 BERKALA” setelah memberikan nomor dantanggal pendaftaran khusus atas permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a;
      3. Penatausahaan lembar permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a sertalembar SPPB-BC 2.5 berkala sesuai dengan ketentuan penatausahaan lembar BC 2.5dan lembar SPPB-BC 2.5.
    16. Pemberitahuan BC 2.5, SPPB-BC 2.5, Contoh Surat Permohonan Pengajuan BC 2.5 Berkala dan Contoh Surat Permohonan Pengeluaran Barang Dari TPB Untuk BC 2.5 Berkala adalahsebagaimana contoh dalam lampiran III Surat Edaran ini.
    17. Tatakerja pengeluaran barang dari TPB sebagaimana diatur dalam Lampiran II Surat Edaranini.

Demikian untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Direktur Jenderal,

ttd.

Eddy Abdurrachman
NIP 060044459

Tembusan Yth:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal;
2. Para Pejabat Eselon II Kantor Pusat DJBC

Reading: Surat Edaran Dirjen Bea dan Cukai – SE 19/BC/2004