Resources / Blog / seputar invoice

7 Cara Menghitung Harga Jual Barang dan Jasa yang Ideal, Pelajari di Sini

Ada beberapa cara menghitung harga jual barang dan/atau jasa yang ideal agar penjualan dapat mendatangkan keuntungan dan menghindari kerugian. Beberapa di antaranya adalah dengan rumus cost-plus pricing, mark-up pricing, breakeven pricing, hingga menentukan harga sesuai mengikuti harga umum di pasar.

Bagaimana cara menghitung harga jual barang dan/atau jasa? Penentuan harga jual barang dan/atau jasa merupakan bagian dari strategi penjualan yang harus ditetapkan secara tepat agar produk dapat diterima di pasar dan terjual dengan mudah. Dengan terjualnya produk tersebut, akan mendukung kas perusahaan untuk dapat menjalankan operasional serta melakukan produksi kembali, hingga mendatangkan keuntungan untuk perusahaan.

Faktor Penentu Harga Jual Barang

Sebelum menentukan harga jual, ada beberapa biaya yang menjadi faktor yang harus dihitung pengusaha, di antaranya:

  • Fixed cost atau biaya tetap, biaya yang dikeluarkan secara tetap tanpa melihat jumlah produksi, seperti biaya sewa tempat dan biaya listrik.
  • Variable cost atau biaya variable, biaya yang dikeluarkan sesuai dengan banyaknya jumlah produksi, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
  • Breakeven Point, adalah jumlah fixed cost ditambah dengan variable cost, dapat dikatakan juga sebagai harga pokok sebelum profit.

Biaya-biaya ini harus diperhitungkan dalam menentukan harga jual produk. Karena itu, pengusaha juga perlu menemukan supplier yang tepat dan dapat menyediakan bahan baku dengan harga konsisten.

Setelah menemukan supplier yang tepat, jalin hubungan yang baik untuk memperlancar transaksi bisnis, salah satunya dengan melakukan pembayaran invoice tepat waktu. Bagi pengusaha yang memiliki keterbatasan modal, dapat bayar invoice dengan kartu kredit sebagai salah satu solusi bisnis.

Baca Juga: Peran Supplier dalam Rantai Pasok Bisnis Anda

Bayar invoice dengan kartu kredit merupakan fitur pembayaran yang tersedia di aplikasi bisnis OnlinePajak. Sebagai mitra resmi DJP, OnlinePajak menghadirkan berbagai fitur dan layanan yang memudahkan pengusaha dalam mengelola transaksi dan pajak usaha.

Fitur bayar invoice dengan kartu kredit ini memberikan kemudahan bagi pengusaha dalam membayar invoice tanpa mengganggu arus kas usaha. Ini menjadi salah satu solusi bagi pengusaha yang memiliki keterbatasan modal.

Tidak hanya itu, pembayaran invoice dengan kartu kredit ini membantu pengusaha dalam meningkatkan arus kas karena kas perusahaan dapat digunakan untuk kebutuhan yang lebih penting. 

Fitur bayar invoice dengan kartu kredit ini dapat digunakan dengan registrasi di OnlinePajak. Registrasi secara gratis di sini.

Rumus Cara Menghitung Harga Jual Barang

Dalam dunia bisnis, setidaknya ada 7 cara menghitung harga jual barang. Berikut ini adalah pembahasan lengkapnya.

  1. Cost-Plus Pricing

Cost-plus pricing adalah rumus menghitung harga jual barang dengan menjumlahkan total biaya produksi per jumlah produk. Kemudian, perusahaan menambahkan besar keuntungan yang diinginkan ke dalam penghitungan. Rumusnya adalah:

Harga=[(Fixed Cost+Variable Cost)/Jumlah Produk] + [Profit Margin X (Fixed Cost+Variable Cost)/Jumlah Produk].

Contoh penghitungan:

Sebuah usaha sapu ijuk memproduksi 500 sapu ijuk dengan biaya sewa tempat produksi Rp1 juta, biaya listrik Rp500 ribu, total biaya tenaga kerja Rp5 juta, biaya bahan baku Rp10 juta. Pemilik usaha menginginkan keuntungan 10% dari tiap terjualnya 1 produk. 

Total biaya= Rp16,500,000

Margin profit= Rp16,500,000×10%= Rp1,650,000

Total harga= Rp16,500,000+Rp1,650,000= Rp18,150,000

Harga per produk= Total harga/jumlah barang

Harga per produk= Rp18,150,000/500= Rp36,300

Maka, harga jual sapu ijuk adalah Rp36,300/sapu ijuk.

  1. Mark-Up Pricing

Mark-Up Pricing adalah metode menentukan harga jula dengan menentukan harga jual per produk terlebih dahulu, kemudian menambahkan margin keuntungan yang diinginkan. Rumusnya adalah:

Margin= (Harga X Jumlah Produk)-(Total Cost)

Contoh penghitungan

Pengusaha sapu ijuk memproduksi 500 sapu ijuk yang dihargai sebesar Rp33.000/produk. Total biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi sapu ijuk adalah sebesar Rp12 juta. Maka, jumlah margin keuntungan yang diperoleh adalah:

Margin= (Rp33,000×500) – Rp12,000,000

Margin= Rp4,500,000

Dengan begitu, total margin yang didapat dari penjualan 500 sapu ijuk adalah Rp4,500,000.

  1. Breakeven Pricing

Rumus cara menghitung harga jual barang yang satu ini umumnya digunakan oleh perusahaan yang belum berfokus pada laba. Jadi, penentuan harga dengan rumus ini hanya berdasarkan pada biaya-biaya.

Harga= (Fixed Cost+Variable Cost)/Jumlah Produk

Contoh penghitungan

Pengusaha sapu ijuk memproduksi 500 sapu ijuk dengan fixed cost Rp10 juta dan variable cost sebesar Rp3 juta. Maka, harga satuan sapu ijuk adalah:

Harga= (Rp10,000,000+Rp3,000,000)/500

Harga= Rp13,000,000/500

Harga= Rp26,000

Maka, harga satuan sapu ijuk adalah Rp26,000

  1. MSRP (Manufacturer Suggested Retail Price)

MSRP adalah harga pokok yang ditetapkan asosiasi pebisnis dalam satu industri setara. MSRP juga disebut dengan HET (harga eceran tertinggi). Metode ini memberikan kemudahan bagi pengusaha yang belum dapat menentukan harga jual yang ideal untuk produknya. Sebab, pengusaha dapat menentukan harga sesuai dengan HET yang telah ditetapkan. Jika ingin mendapatkan profit yang lebih maksimal, pengusaha perlu memastikan biaya produksi lebih rendah dari MSRP.

  1. Keystone Method

Ini adalah cara menentukan harga jual barang yang banyak digunakan dalam bisnis ritel. Caranya, pengusaha hanya perlu menaikkan harga produk dengan menambahkan markup sebesar 50%-100% dari biaya produksi. Metode ini lebih fleksibel bagi perusahaan dalam menentukan potongan harga dan menjaga harga produk. 

  1. Market-Based Pricing

Market-based pricing menyerupai MSRP, namun sedikit berbeda. Penetapan harga dengan metode market-based dilakukan secara alami mengikuti harga yang berlaku di pasar. Jadi, tidak mengikuti harga eceran yang telah ditentukan oleh asosiasi yang berwenang.

  1. Value-Based Pricing

Sesuai namanya, metode value-based pricing merupakan metode menentukan harga barang berdasarkan nilai produk. Metode ini cocok untuk produk yang memiliki kualitas dan nilai estetika tinggi, seperti perhiasan dan karya seni. 

Baca Juga: Harga Pokok Produksi vs Harga Pokok Penjualan, Bahas Perbedaannya di Sini

Demikian pembahasan mengenai cara menghitung harga jual barang dan/atau jasa. Ada 7 rumus yang dapat pengusaha gunakan dalam menetapkan harga jual yang ideal untuk produknya. 

Dengan harga jual yang ideal, pengusaha dapat melakukan penjualan dengan lancar, yang diharapkan dapat mendukung operasional usaha dan mendatangkan laba. 

Maksimalkan arus kas usaha dan kelancaran transaksi dengan menggunakan aplikasi OnlinePajak. Sudah banyak perusahaan besar di Indonesia menggunakan OnlinePajak untuk mengelola transaksi dan pajak usaha. Hubungi sales kami di sini untuk informasi fitur dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. 

Reading: 7 Cara Menghitung Harga Jual Barang dan Jasa yang Ideal, Pelajari di Sini