Resources / Blog / seputar invoice

Pengertian Biaya Variabel dan Biaya Tetap beserta Perbedaannya

Dalam dunia bisnis, pengelolaan biaya merupakan aspek krusial yang menentukan kelangsungan operasional dan kesuksesan perusahaan. Salah satu elemen penting dalam pengelolaan biaya adalah pemahaman terhadap biaya variabel dan biaya tetap. 

biaya variabel dan biaya tetap

Pemahaman mendalam mengenai dua jenis biaya ini tidak hanya membantu dalam merencanakan anggaran secara lebih efektif tetapi juga dalam membuat keputusan strategis yang berdampak pada profitabilitas jangka panjang. Artikel ini akan menjelaskan pengertian biaya variabel dan biaya tetap, perbedaannya, serta bagaimana keduanya berperan dalam analisis biaya perusahaan.

Pengertian Biaya Variabel

Biaya variabel adalah jenis biaya yang berubah secara proporsional dengan volume produksi atau tingkat aktivitas bisnis. Artinya, semakin tinggi volume produksi, semakin tinggi pula biaya variabel yang dikeluarkan, dan sebaliknya. 

Contoh biaya variabel yang umum di dalam sebuah perusahaan adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya energi yang digunakan dalam proses produksi.

Pada dasarnya, biaya variabel bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan tergantung pada kebutuhan produksi. Misalnya, jika perusahaan memproduksi 100 unit produk, biaya bahan baku yang dibutuhkan adalah sejumlah tertentu. 

Namun, jika produksi meningkat menjadi 200 unit, maka biaya bahan baku yang dibutuhkan akan meningkat dua kali lipat. Oleh karena itu, pengelolaan biaya variabel memerlukan perhatian khusus agar tidak terjadi pemborosan yang dapat mengurangi margin keuntungan perusahaan.

Pengertian Biaya Tetap

Sebaliknya, biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap konstan, tidak terpengaruh oleh perubahan volume produksi atau aktivitas bisnis lainnya. Biaya tetap tetap harus dibayarkan meskipun perusahaan tidak memproduksi barang sama sekali. Contoh biaya tetap meliputi biaya sewa gedung, gaji manajemen, asuransi, dan biaya penyusutan alat-alat produksi.

Karakteristik utama dari biaya tetap adalah kestabilannya. Biaya ini tidak berubah seiring dengan fluktuasi dalam aktivitas produksi, sehingga memudahkan perusahaan dalam perencanaan anggaran jangka panjang. 

Meskipun demikian, biaya tetap dapat menjadi beban yang signifikan jika tidak dikelola dengan baik, terutama ketika perusahaan mengalami penurunan pendapatan atau permintaan pasar.

Perbedaan Antara Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Meskipun keduanya merupakan komponen penting dalam struktur biaya perusahaan, biaya variabel dan biaya tetap memiliki perbedaan yang signifikan, yang dapat mempengaruhi strategi bisnis dan keputusan keuangan.

  1. Fleksibilitas:
    • Biaya Variabel: Fleksibel, berubah seiring dengan perubahan volume produksi.
    • Biaya Tetap: Stabil, tidak terpengaruh oleh fluktuasi dalam produksi.
  2. Hubungan dengan Volume Produksi:
    • Biaya Variabel: Berbanding lurus dengan volume produksi. Semakin tinggi produksi, semakin tinggi biaya.
    • Biaya Tetap: Tidak terkait langsung dengan volume produksi, tetap konstan terlepas dari jumlah produksi.
  3. Contoh:
    • Biaya Variabel: Bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, komisi penjualan.
    • Biaya Tetap: Sewa, gaji karyawan tetap, biaya asuransi.
  4. Perencanaan dan Pengendalian:
    • Biaya Variabel: Lebih sulit diprediksi karena tergantung pada volume produksi yang berfluktuasi.
    • Biaya Tetap: Lebih mudah untuk direncanakan karena sifatnya yang tetap dan konstan.

Pentingnya Memahami Biaya Variabel dan Biaya Tetap dalam Pengambilan Keputusan Bisnis

Pemahaman yang jelas mengenai biaya variabel dan biaya tetap sangat penting dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Dengan mengetahui bagaimana kedua jenis biaya ini berperan, manajer dapat lebih mudah menentukan harga jual produk, memprediksi profitabilitas, dan merencanakan anggaran.

Analisis Titik Impas (Break-Even Analysis) adalah salah satu alat yang sering digunakan oleh perusahaan untuk memahami hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, dan volume produksi. 

Dalam analisis ini, perusahaan dapat menentukan berapa unit produk yang harus dijual agar mencapai titik impas, di mana total pendapatan sama dengan total biaya. Dalam situasi ini, perusahaan tidak mengalami laba maupun rugi.

Dengan demikian, biaya tetap yang tinggi akan meningkatkan titik impas, yang berarti perusahaan harus menjual lebih banyak unit untuk menutupi biaya tetapnya. Sebaliknya, biaya variabel yang tinggi dapat menurunkan margin keuntungan per unit, meskipun titik impas mungkin lebih rendah jika biaya tetap relatif rendah.

Strategi Mengelola Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Untuk menjaga keseimbangan keuangan dan memastikan kelangsungan bisnis, perusahaan harus mampu mengelola baik biaya variabel dan biaya tetap secara efektif. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  1. Pengendalian Biaya Variabel:
    • Efisiensi Produksi: Mengoptimalkan proses produksi untuk mengurangi pemborosan bahan baku dan penggunaan energi.
    • Negosiasi Harga: Mencari pemasok dengan harga terbaik untuk bahan baku dan jasa yang dibutuhkan.
    • Pengelolaan Persediaan: Menjaga tingkat persediaan agar tidak terlalu tinggi, yang dapat meningkatkan biaya penyimpanan dan risiko kerusakan.
  2. Pengendalian Biaya Tetap:
    • Evaluasi Sewa: Meninjau kembali biaya sewa dan mempertimbangkan lokasi alternatif yang lebih ekonomis.
    • Automatisasi: Menggunakan teknologi untuk mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual, yang dapat mengurangi biaya tetap seperti gaji.
    • Penyusutan Aset: Memastikan bahwa alat-alat produksi dan aset tetap lainnya dioptimalkan penggunaannya sehingga tidak ada biaya penyusutan yang berlebihan.

Pemahaman yang mendalam tentang biaya variabel dan biaya tetap serta perbedaannya adalah fondasi yang penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan biaya, meningkatkan efisiensi operasional, dan pada akhirnya, meningkatkan profitabilitas. 

Pengelolaan yang baik terhadap kedua jenis biaya ini juga memungkinkan perusahaan untuk lebih tanggap terhadap perubahan pasar dan tetap kompetitif di industri mereka.

Untuk mempermudah urusan pencatatan transaksi, pelaku usaha dapat mengelola invoice dan pembayaran pajak di OnlinePajak. Pengelolaan tidak hanya sebatas menyimpan dan mencatat transaksi, tetapi juga dapat melakukan pembayaran invoice langsung ke lawan transaksi.

Pembayaran invoice ini tersedia dengan metode virtual account dan kartu kredit. Pelaku usaha dapat menggunakan kartu kredit bisnis untuk melakukan pembayaran invoice dan menikmati berbagai benefit tambahan, seperti masa jatuh tempo hingga 55 hari, rewards dari kartu kredit, hingga arus kas yang tetap terjaga.

Untuk dapat mengelola invoice dengan OnlinePajak, perusahaan dapat membuat akun terlebih dahulu. Daftar di sini.

Reading: Pengertian Biaya Variabel dan Biaya Tetap beserta Perbedaannya