Kurs Tengah BI
Tinggi-rendahnya kurs tengah BI memengaruhi laporan keuangan perusahaan asing di Indonesia, yang kemudian berdampak pada proses kewajiban perpajakannya di Tanah Air. Namun, apa yang dimaksud dengan kurs tengah ini? Bagaimana nilai mata uang ini dapat berdampak pada laporan keuangan serta faktor yang memengaruhi perubahan nilai itu? Yuk, simak selengkapnya di artikel ini.
Membahas Sekilas Tentang Kurs
Mengutip dari Wikipedia, kurs adalah nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat ini atau di kemudian hari antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Maka secara sederhana, kurs dapat diartikan sebagai nilai tukar mata uang suatu negara yang diukur dengan menggunakan mata uang negara lainnya. Adapun para ahli memiliki berbagai pengertian lebih jelas mengenai kurs. Misalnya, Ahli Ekonomi Makro Greg Mankiw memberi makna bahwa kurs adalah harga yang disepakati oleh penduduk dua negara, yang berguna untuk perdagangan.
Ada tiga jenis kurs yang perlu Anda ketahui:
- Kurs Beli: Kurs yang digunakan oleh bank atau pedagang valuta asing untuk membeli valuta asing.
- Kurs Jual: Kurs yang digunakan oleh bank atau pedagang valuta asing untuk menjual valuta asing.
- Kurs Tengah: Kurs antara kurs jual dan kurs beli, dengan cara hitungnya adalah menjumlahkan kedua kurs tersebut lalu dibagi dua.
- Kurs Fiskal/Kurs Pajak: Nilai kurs yang diterapkan pada transaksi perpajakan di Indonesia, khususnya sebagai dasar pelunasan Bea Masuk, PPN barang dan jasa, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Bea Keluar, dan PPh yang terjadi dengan menggunakan nilai mata uang asing.
Pengertian dan Fungsi Kurs Tengah BI
Sekilas sudah dibahas mengenai pengertian kurs tengah pada paragraf sebelumnya. Di Indonesia, biasanya dikenal dengan nama kurs tengah BI karena Bank Indonesia yang menerbitkan nilai tersebut setiap harinya. Namun, apa fungsi dan kapan menggunakannya?
Kurs tengah BI digunakan untuk mencatat nilai konversi mata uang asing dalam laporan keuangan perusahaan, meliputi posisi kas, bank, aktiva dan pasiva lain dengan mata uang asing dalam neraca per 31 Desember. Perusahaan akan melakukan penilaian pada semua rincian tersebut sesuai nilai kurs tengah BI pada tanggal tersebut. Umumnya, perusahaan asing di Indonesia yang akan menggunakan kurs ini.
Hubungan Kurs Tengah Bank Indonesia dan Pajak
Karena digunakan untuk laporan keuangan akhir tahun, kurs tengah BI ini berpengaruh pada proses perpajakan perusahaan asing di Indonesia. Pihak perusahaan yang menjadi wajib pajak akan menggunakan kurs tengah untuk menghitung nilai mata uang asing dalam laporan keuangannya, dan selanjutnya digunakan untuk pelaporan pajak.
Penghitungan Kurs Tengah untuk Laporan Keuangan
Rumus menentukan kurs tengah BI adalah menjumlahkan kurs jual dan kurs beli mata uang asing yang bersangkutan dalam periode sama, lalu dibagi dua. Anda akan menemukan perbedaan antara nilai di awal periode dan di akhir periode. Selisih dari perbedaan itu akan dicatat dalam Other Comprehensive Income (OCI).
Contoh soal dan perhitungan kurs tengah BI
Sebuah perusahaan asing di Indonesia memiliki saldo awal akun kas dan bank dalam mata uang dolar (USD) sebesar $3.500. Dengan nilai per satu dolar adalah Rp14.000, maka saldo awal itu setara dengan Rp49.000.000.
Pada tanggal 31 Desember, nilai tukar dolar yang berlaku saat itu sebesar Rp14.500 dengan asumsi saldo kas dan bank masih sama dengan saldo awal, yaitu $3.500. Dengan nilai kurs yang berlaku pada tanggal itu, besaran saldo menjadi Rp50.750.000.
Maka, kurs tengah BI yang berlaku adalah:
(Kurs jual)+(Kurs beli)/2
Rp14.000+Rp14.500/2= Rp14.250
Lalu, untuk menghitung selisih saldo awal dan saldo akhir dari periode yang sama pada contoh kasus di atas:
- Saldo awal kas dan bank: Rp49.000.000 dengan nilai per USD adalah Rp14.000
- Saldo akhir kas dan bank: Rp50.750.000 dengan nilai per USD adalah Rp14.500
- Selisih kursnya: Rp50.750.000-Rp49.000.000= Rp1.750.000
Maka, pencatatannya dalam jurnal kurs tengah BI:
(D) Kas dan Bank Rp1.750.000
(C) Keuntungan Selisih Kurs Rp1.750.000
Dalam laporan keuangan, kas dan bank mengalami penurunan akibat konversi nilai kurs dolar ke rupiah sebesar Rp1.750.000. Sedangkan akun kerugian selesai kurs bertambah sebesar angka yang sama, dan akan memengaruhi penurunan laba bersih perusahaan pada laporan laba-ruginya.
Faktor yang Memengaruhi Fluktuasi Kurs
Nilai kurs selalu berubah alias bersifat fluktuatif. Ada beberapa faktor yang memengaruhi tinggi-rendahnya angka kurs, di antaranya:
1. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah memiliki hak untuk melakukan intervensi dalam sektor ekonomi atau turut menentukan nilai tukar suatu mata uang. Ini dilakukan karena pemerintah berkuasa untuk mengatur keuangan negara, menjaga kestabilan ekonomi, dan menjaga kestabilan kurs mata uang.
2. Tingkat Inflasi
Inflasi (meningkatnya harga-harga secara umum) dan deflasi (penurunan harga secara umum), keduanya berpengaruh pada naik-turunnya nilai tukar mata uang suatu negara.
3. Perbedaan Suku Bunga dari Berbagai Negara
Perubahan suku bunga suatu negara akan memengaruhi arus modal internasionalnya. Jika mengalami kenaikan, akan meningkatkan arus masuk modal asing. Hal yang sama berlaku ketika kondisi sebaliknya terjadi. Perbedaan suku bunga ini dapat memengaruhi operasi pasar valuta asing dan pasar uang.
4. Aktivitas Neraca Pembayaran
Aktivitas neraca pembayaran berpengaruh terhadap nilai tukar yang telah ditentukan, serta keterbukaan ekonomi. Jika aktif, dapat meningkatkan nilai mata uang nasional.
5. Tingkat Pendapatan Relatif
Laju pertumbuhan pendapatan dalam negeri dapat melemahkan kurs mata uang asing. Jika pendapatan riil dalam negeri meningkat, permintaan mata uang asing turut meningkat.
6. Ekspektasi
Ekspektasi terhadap nilai mata uang asing di masa mendatang akan memengaruhi nilai tukar mata uang asing. Pasar valuta asing akan bereaksi dengan cepat terhadap informasi yang berdampak pada masa depan.
Kesimpulan
Penting untuk memerhatikan kurs tengah BI ketika ingin menyajikan data laporan keuangan perusahaan di akhir tahun karena akan memengaruhi pelaporan pajak yang harus dilakukan pada negara. Pastikan mencatat kurs jual-beli yang berlaku pada awal dan akhir tahun untuk penghitungan yang lebih akurat. Selanjutnya, Anda dapat menunaikan kewajiban perpajakan untuk memperlancar bisnis. Anda dapat menggunakan OnlinePajak untuk hitung, setor, lapor pajak dengan lebih mudah dan lebih nyaman.