
Artikel ini akan membahas secara lengkap informasi terkait definisi, perbedaan, fungsi, serta implementasi MDR dan biaya admin.
Definisi MDR dan Biaya Admin
Sebelum beranjak ke fungsi hingga implementasi dari kedua istilah ini, mari pahami terlebih dahulu definisi keduanya.
Apa Itu MDR?
MDR (Merchant Discount Rate) adalah biaya yang dikenakan kepada merchant (penjual) setiap kali menerima pembayaran non-tunai dari konsumen, terutama melalui kanal pembayaran digital seperti QRIS, kartu debit/kredit, dan aplikasi e-wallet.
MDR dihitung dalam bentuk persentase dari nilai transaksi. Artinya, ketika pelanggan melakukan pembayaran menggunakan metode digital, merchant tidak menerima nilai pembayaran secara penuh, karena sebagian dipotong sebagai MDR oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP).
Contoh Kasus:
Jika seorang konsumen membeli produk senilai Rp100.000 dan MDR yang dikenakan adalah 0,7%, maka merchant hanya akan menerima Rp99.300. Sisanya, yaitu Rp700, menjadi bagian MDR yang dibayarkan kepada PJSP.
Apa Itu Biaya Admin?
Sementara itu, biaya admin adalah biaya tambahan yang dikenakan kepada pengguna (bisa konsumen atau merchant, tergantung konteksnya) untuk memproses layanan tertentu, seperti transfer antarbank, top-up e-wallet, bayar tagihan, atau tarik tunai di ATM bersama.
Biaya admin biasanya berbentuk nominal tetap dan tidak tergantung pada besaran transaksi. Contohnya, biaya admin transfer antarbank adalah Rp2.500 hingga Rp6.500 per transaksi, terlepas dari berapa jumlah uang yang ditransfer.
Perbedaan MDR dan Biaya Admin
Meski keduanya sama-sama bentuk dari pemotongan atau beban biaya dalam transaksi, MDR dan biaya admin punya beberapa perbedaan mendasar, yakni:
Aspek | MDR | Biaya Admin |
Subjek yang Dikenal | Merchant (penjual) | Konsumen atau merchant (tergantung layanan) |
Bentuk Biaya | Persentase dari transaksi | Biaya tetap (fixed amount) |
Tujuan | Kompensasi layanan pembayaran non-tunai kepada penyedia sistem | Biaya operasional layanan (transfer, top-up, dll) |
Contoh | QRIS, kartu debit/kredit | Transfer antarbank, top-up, saldo, pembayaran tagihan |
Dikenakan oleh | PJSP (contoh: Bank, e-Wallet, switching) | Lembaga keuangan, platform layanan, ata aggregator |
Kegunaan MDR dan Biaya Admin
Fungsi dan Kegunaan MDR
MDR berguna sebagai bentuk kompensasi kepada penyedia layanan sistem pembayaran atas kemudahaan transaksi non-tunai. Adanya MDR membuat penyedia layanan dapat membiayai infrastruktur, keamanan transaksi, dan integrasi sistem pembayaran.
Beberapa manfaat MDR:
- Mendorong penggunaan metode pembayaran digital
- Menjamin keberlanjutan layanan PJSP
- Meningkatkan efisiensi dan transparansi transaksi
- Mendukung inklusi keuangan dan pencatatan pajak secara digital
Misalnya pada sistem QRIS, MDR juga berkontribusi pada program insentif untuk merchant UMKM yang mendaftarkan usahanya secara digital.

Fungsi dan Kegunaan Biaya Admin
Biaya admin berguna untuk menutupi biaya operasional dari layanan yang digunakan pengguna, misalnya infrastruktur server, administrasi sistem, sampai biaya jaringan antarbank.
Contoh kegunaan biaya admin:
- Transfer antarbank: menutupi biaya sistem kliring
- Pembayaran tagihan listrik/air: mencakup biaya pengelolaan transaksi
- Top-up e-wallet: sebagai biaya layanan dari bank asal ke e-wallet
Kapan MDR dan Biaya Admin Diterapkan?
Implementasi MDR
MDR diberlakukan pada saat konsumen melakukan pembayaran ke merchant dengan metode non-tunai. Berikut ini beberapa contoh implementasi MDR dalam bisnis:
- QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard):
- MDR QRIS telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan batas maksimum:
- 0,7% untuk reguler
- 0,3% untuk pendidikan dan kesehatan
- 0,4% untuk UMKM
- 0% untuk donasi, sosial, dan keagamaan
- MDR dipotong langsung oleh penyedia sistem saat transaksi berlangsung.
- MDR QRIS telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan batas maksimum:
- Kartu Kredit atau Debit:
- Saat konsumen gesek kartu untuk membayar di toko, sistem POS akan mengenakan MDR kepada merchant.
Untuk memudahkan dan menguntungkan Anda dalam melakukan transaksi bisnis, OnlinePajak memberikan tawaran menarik melalui Promo VISAOPJULY. Anda akan mendapatkan diskon 24% MDR (Biaya Layanan Kartu Kredit), maksimal Rp1.000.000 per transaksi, untuk pembayaran menggunakan kartu kredit Visa. Selain itu, dapatkan juga cashback 0,4% OPoints dari nilai invoice untuk pembayaran invoice di OnlinePajak.
Baca Juga: Simak! Cara Bayar Invoice Online di OnlinePajak
Contoh Kasus:
Kasus 1 – MDR dibayar oleh Buyer
- Agus adalah pemilik usaha yang mengirimkan invoice sebesar Rp20.000.000 ke kliennya, Pak Andi.
- Pak Andi ingin membayar menggunakan kartu kredit Visa dan memasukkan kode promo VISAOPJULY.
- Karena MDR dibayar oleh buyer, Pak Andi mendapat diskon 24% dari biaya MDR.
- Dina tetap menerima pembayaran seperti biasa, dan sebagai seller, Agus juga mendapatkan cashback 0,4% OPoints dari nilai invoice, yaitu Rp80.000.
- Pak Andi hemat biaya, Dina tetap untung!
Kasus 2 – MDR dibayar oleh Seller
- Rico, pemilik startup, mengirimkan invoice Rp30.000.000 ke kliennya, Bu Rina.
- Untuk mendorong Bu Rina bayar lebih cepat, Rico memutuskan untuk menanggung MDR sendiri dan memberikan kemudahan pembayaran via kartu Visa.
- Bu Rina bayar invoice pakai kartu Visa dan memasukkan kode VISAOPJULY.
- Rico mendapatkan diskon 24% dari MDR (maksimal Rp1.000.000).
- Selain itu, karena transaksinya berhasil dan sesuai ketentuan, Rico juga mendapatkan cashback OPoints sebesar 0,4%, yaitu Rp120.000.
- Rico untung 2 kali: potongan MDR dan bonus OPoints.
Promo ini hanya berlaku hingga 31 Juli 2025 dan bisa digunakan maksimal 3 kali per pengguna, tidak termasuk untuk pembayaran tagihan (account payable). Cashback OPoints dan potongan MDR hanya didapatkan apabila transaksi sukses, tidak dibatalkan atau terindikasi kecurangan. Keterangan lebih lanjutnya, bisa Anda temukan di sini.
Implementasi Biaya Admin
Biaya admin diterapkan saat pengguna melakukan layanan keuangan tertentu yang membutuhkan pihak ketiga atau sistem penghubung, contohnya:
- Transfer antarbank:
- Ketika pengguna mengirim uang ke bank lain, ada biaya admin tetap per transaksi (misal Rp2.500 dengan BI-FAST atau Rp6.500 untuk SKN).
- Bayar Tagihan:
- Layanan bayar listrik, air, atau cicilan lewat aplikasi atau ATM umumnya dikenakan biaya admin berkisar Rp1.500–Rp3.000.
- Top-Up e-Wallet:
- Ketika pengguna isi saldo e-wallet dari rekening bank, biaya admin bisa dikenakan tergantung pada kebijakan bank atau e-wallet.
Kesimpulan: Perbedaan MDR dan Biaya Admin
Memahami perbedaan MDR dan biaya admin menjadi penting di era transaksi digital seperti saat ini. Berikut poin-poin penting yang perlu Anda ketahui:
- MDR dikenakan kepada merchant dan berbentuk persentase dari transaksi, sedangkan biaya admin dikenakan ke pengguna dan berbentuk biaya tetap.
- MDR ditujukan untuk memberi kompensasi kepada penyedia sistem pembayaran non-tunai, sedangkan biaya admin menutupi biaya layanan operasional.
- Keduanya memiliki peran penting dalam mendukung ekosistem digital yang efisien dan transparan.
Sebagai pengguna layanan digital, baik sebagai merchant maupun konsumen, penting untuk memahami struktur biaya yang dikenakan. Dengan memahami konsep MDR dan biaya admin, Anda bisa mengelola transaksi dengan lebih bijak dan efisien.
OnlinePajak menjadi one-stop-solution platform yang memungkinkan Anda membayar tagihan invoice bahkan melakukan penagihan pembayaran invoice ke customer. Dapatkan banyak promo menarik dan menguntungkan dengan melakukan transaksi di OnlinePajak.
Hubungi tim sales OnlinePajak untuk informasi lebih lengkap dan temukan solusi dari masalah bisnis dan perpajakan Anda. Mulai perjalanan digitalisasi invoice Anda sekarang bersama OnlinePajak.