Resources / Blog / Tentang e-Filing

Pengertian, Fungsi, dan Teori Struktur Modal Pada Perusahaan, Simak Penjelasannya Di Sini

Struktur modal memiliki pengaruh langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Pengaturan modal yang baik dapat membantu perusahaan mengembangkan bisnisnya. Apa saja faktor yang memengaruhi struktur ini? Mari membahasnya secara lengkap di artikel ini.

Pengertian Struktur Modal

Menurut ahli keuangan I. M. Pandey, struktur modal atau capital structure, mengacu pada campuran sumber dana jangka panjang, seperti surat utang, utang jangka panjang, modal saham preferensi dan modal saham ekuitas termasuk cadangan dan surplus.

Ahli keuangan John J. Hampton menyatakan bahwa struktur modal adalah kombinasi dari efek utang dan ekuitas yang terdiri dari pembiayaan aset perusahaan.

Pengertian lainnya, struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal sendiri dengan modal asing. Dalam pengertian ini, modal sendiri adalah ditahan dan kepemilikan perusahaan, sedangkan modal asing berupa utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. 

Tujuan dan Fungsi Capital Structure

Pengelolaan capital structure bertujuan untuk memadukan sumber-sumber dana permanen yang digunakan untuk kegiatan operasional, yang akan memaksimalkan nilai perusahaan. 

Tidak hanya itu, pengaturan modal ini memiliki fungsi untuk perusahaan, di antaranya:

  • Memaksimalkan Pengembalian

Pengaturan moal yang dirancang dengan baik memberikan ruang lingkup untuk meningkatkan laba per saham sehingga dapat memaksimalkan pengembalian bagi pemegang saham ekuitas dan memulihkan biaya pinjaman.

  • Mengurangi Risiko Finansial

Struktur yang benar dapat menyeimbangkan utang dan ekuitas bisnis. Dengan begitu, dapat membantu perusahaan untuk mengelola dan mengurangi risiko keuangan.

  • Meminimalkan Biaya Modal

Struktur modal dapat menyediakan perencanaan modal utang jangka panjang untuk perusahaan secara strategis. Dengan demikian, dapat membantu meminimalkan biaya modal.

  • Mengoptimalkan Pemanfaatan Dana

Pengaturan modal yang baik dan tersusun secara sistematis membantu perusahaan dalam menghasilkan output yang optimal dari dana yang tersedia.

  • Membantu Perencanaan Pajak Perusahaan

Bagi perusahaan yang memilih dana utang, pengaturan modal yang baik dapat membantu pengurangan pajak manfaat dan tabungan sehingga mengurangi biaya pinjaman. Optimasi pajak perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi seperti OnlinePajak. Sebagai penyedia jasa aplikasi perpajakan, OnlinePajak memiliki fitur-fitur yang dapat mengoptimalkan pajak perusahaan serta menghindari risiko ketidakpatuhan, sehingga dapat memaksimalkan modal perusahaan. 

  • Fleksibilitas

Struktur modal yang baik dapat memfasilitasi ekspansi atau kontraksi modal utang agar sesuai dengan strategi dan kondisi perusahaan.

  • Solvabilitas

Pengelolaan struktur yang baik dapat membantu menjaga likuiditas perusahaan karena modal utang yang tidak direncanakan dapat menyebabkan beban pembayaran bunga, yang dapat mengurangi kas perusahaan.

  • Meningkatkan Nilai Perusahaan

Struktur modal yang sehat dapat menarik perhatian investor untuk menanamkan saham di suatu perusahaan. Dengan begitu, dapat meningkatkan nilai pasar dari saham dan sekuritas perusahaan.

Teori Struktur Modal

Terdapat beberapa teori landasan untuk melaksanakan struktur modal. Ada 5 teori yang perlu diketahui: Teori pendekatan tradisional, teori pendekatan Modigliani dan Miller, teori trade off dalam struktur modal, teori pecking order, serta teori asimetri informasi dan signaling, serta teori keagenan.

  • Teori Pendekatan Tradisional 

Teori ini menyatakan adanya struktur modal yang optimal. Artinya, struktur mempunyai pengaruh pada nilai perusahaan, yang mana struktur dapat berubah-ubah agar mendapatkan nilai perusahaan yang optimal.

  • Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

Teori ini dinamakan oleh pencetusnya, yaitu Franco Modigliani dan Merton Miller. Teori ini terbagi menjadi dua, yaitu teori tanpa pajak dan teori dengan pajak.

Teori pendekatan Modigliani dan Miller dengan pajak menyatakan bahwa struktur tidak relevan dengan nilai perusahaan. Nilai dua perusahaan yang identik akan tetap sama dan tidak akan memengaruhi pilihan keuangan yang diadopsi untuk membiayai aset. Modigliani dan Miller kemudian mengajukan asumsi untuk membangun teorinya, beberapa di antaranya yaitu tanpa agency cost, tanpa pajak, tanpa biaya kebangkrutan, investor dapat berutang dengan suku bunga sama dari perusahaan, dan investor memiliki informasi serupa manajemen tentang prospek perusahaan pada masa depan. 

Teori ini juga menyatakan bahwa tidak ada biaya kebangkrutan dalam struktur modal, aset dapat dijual dengan nilai pasar jika terjadi kebangkrutan, earning before interest (EBIT) tida dipengaruhi utang, dan investor adalah price-takers.

Sedangkan teori pendekatan Modligiani dan Miller dengan pajak menyatakan bahwa pajak dibayarkan untuk pemerintah, artinya menjadi aliran kas keluar perusahaan. Utang perusahaan menjadi pengurang pajak sehingga dapat menghemat pengeluaran pajak.

  • Teori Trade-Off

Teori ini menentukan struktur yang optimal dengan memasukkan beberapa faktor, seperti pajak, biaya keagenan, atau kesulitan keuangan. Namun, tetap mempertahankan sebuah asumsi symetric information dan efisiensi pasar. Jadi, pelaku usaha akan berpikir untuk menghemat pajak dan kesulitan biaya pada keuangan.

  • Teori Pecking Order

Teori ini menyatakan bahwa tingkat keuntungan suatu perusahaan yang lebih tinggi, akan memiliki tingkat utang yang lebih kecil. Secara spesifik, perusahaan memiliki urutan preferensi dalam penggunaan dana, dengan skenario sebagai berikut:

  1. Perusahaan memilih pandangan internal yang diperoleh dari laba hasil kegiatan perusahaan.
  2. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran berdasarkan perkiraan kesempatan investasi.
  3. Adanya kebijakan konstan yang digabung dengan fluktuasi dan kesempatan berinvestasi tanpa prediksi sehingga cash flow lebih besar daripadan pengeluaran investasi.
  4. Jika memerlukan pandangan eksternal, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu.

Itulah skenario yang digunakan sebagai referensi dalam penggunaan dana pada teori pecking order.

  • Teori Asimetri Informasi dan Signaling

Teori struktur modal ini menyatakan bahwa pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan tidak memiliki informasi yang sama tentang adanya risiko perusahaan.

Ada dua jenis teori di dalamnya, yaitu Myers dan Majluf serta Signaling.

Menurut teori Myers dan Majluf, ada asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan pihak luar. Manajer memiliki informasi perusahaan yang lebih lengkap ketimbang pihak luar.

Menurut teori Signaling, pengembangan modal dengan penggunaan utang pada struktur itu merupakan sinyal yang disampaikan dari manajer ke pasar. Manajer memastikan prospek perusahaan, baik dengan saham yang meningkat, dan mengkomunikasikan kepada investor.

  • Teori Keagenan

Teori ini menyatakan bahwa struktur dibuat untuk mengurangi konflik antara kelompok yang memiliki kepentingan. 

Faktor yang Memengaruhi Struktur Modal

Ada beberapa faktor yang memengaruhi capital structure yang perlu diketahui, di antaranya:

  • Struktur Aktiva (Tangibility)

Menurut Weston dan Brigham, struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. Lalu, ada pula menurut Syamsudin bahwa struktur aktiva adalah penentuan besar alokasi dana untuk tiap-tiap komponen aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar.

Umumnya, perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan modal dari modal permanen yang berarti modal sendiri. Sedangkan utang adalah bersifat pelengkap.

Perusahaan dengan aktiva yang semakin besar, terutama aktiva lancar, akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.

  • Growth Opportunity

Growth opportunity adalah peluang perusahaan tumbuh di masa depan. Namun menurut Kartini dan Arianto (2008), growth opportunity adalah perubahan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan.

  • Ukuran Perusahaan (Form Size)

Perusahaan besar cenderung melakukan diversifikasi atau keanekaragaman produk, serta menentukan lokasi untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Karena itu, perusahaan akan lebih siap menghadapi krisis karena ukurannya yang besar. 

Sementara perusahaan kecil sulit untuk melakukan hal ini sehingga menyebabkannya lebih rentan bangkrut. 

  • Profitabilitas

Perusahaan dengan profit yang tinggi umumnya memiliki dana internal lebih banyak. Artinya, perusahaan memiliki utang lebih rendah karena dana internal yang cukup. Hal ini dapat memengaruhi penataan modal.

  • Risiko Bisnis

Faktor ini dapat menjadi salah satu alasan perusahaan mengalami kesulitan untuk pendanaan eksternal, yang akan memberikan pengaruh negatif kepada penggunaan aset atau dana perusahaan.

Perbedaan Struktur Modal, Struktur Keuangan dan Struktur Aset

Selain ada struktur modal, ada juga istilah struktur keuangan dan struktur aset. Ketiganya memiliki makna yang berbeda.

Struktur keuangan, menurut Sartono (2004:238) adalah cara perusahaan membiayai aktivanya, yaitu dengan utang jangka pendek, utang kangka panjang, dan modal pemegang saham sehingga seluruh sisi kanan neraca memperlihatkan struktur keuangan.

Struktur keuangan mengacu pada kekayaan bersih atau ekuitas pemilik dan semua kewajiban, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sedangkan capital structure mengacu pada proporsi utang jangka panjang dan ekuitas dalam total capital structure.

Sedangkan struktur aset atau struktur kekayaan adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif, antara aktiva lancar dengan aktiva tetap (Riyanto, 2011). 

Kesimpulan

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal ditahan dan kepemilikan perusahaan dengan modal asing yang berupa utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. 

Pengelolaan capital structure ini bertujuan untuk memadukan sumber-sumber dana permanen yang digunakan untuk kegiatan operasional, yang akan memaksimalkan nilai perusahaan. 

Dengan kata lain, pengelolaan capital structure yang baik menandakan perusahaan berada dalam pengelolaan keuangan yang baik. Kondisi finansial terjaga aman sehingga perusahaan terhindar dari kerugian yang dapat mendatangkan masalah.

Untuk memudahkan pengelolaan struktur modal, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan proses bisnis dengan menggunakan aplikasi seperti OnlinePajak.

Sebagai mitra resmi DJP, aplikasi OnlinePajak menghadirkan berbagai fitur yang dirancang khusus untuk mengoptimasi proses bisnis dan meningkatkan performa perusahaan. Bagaimana caranya? Cari tahu sekarang, daftar gratis di sini.

Reading: Pengertian, Fungsi, dan Teori Struktur Modal Pada Perusahaan, Simak Penjelasannya Di Sini