Resources / Blog / Tentang Pajak

Kenali Istilah Liabilitas yang Penting untuk Para Pengusaha

Apa Sih Liabilitas?

Liabilitas adalah utang yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan operasional bisnis. Tidak selalu dalam bentuk uang, bisa juga dalam bentuk barang dan jasa tergantung apa yang saat itu sedang dibutuhkan perusahaan. Dalam dunia bisnis dan neraca keuangan, istilah liabilitas ini dikenal juga dengan sebutan pasiva. 

Meski begitu, liabilitas ternyata memiliki perbedaan dengan beban usaha (expenses). Expenses merupakan sesuatu yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan laba bersih. Misalnya, biaya sewa, penyusutan, pengeluaran biaya listrik, gaji karyawan, dll. 

Beban biasanya akan dibayarkan dengan cara mengurangi pendapatan sehingga kemudian akan keluar laba hasil sebelum digunakan untuk membayar pajak. Sebaliknya, liabilitas merupakan suatu kewajiban yang harus dibayar sebelum jatuh tempo, tidak peduli perusahaan memiliki pendapatan atau tidak.

Dengan kata lain, diartikan sebagai kewajiban entitas yang timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Kewajiban yang dimaksud dapat diartikan lewat beberapa karakteristik berikut ini: 

  •  Segala jenis pinjaman dari perseorangan atau bank dengan tujuan meningkatkan pendapatan bisnis. 
  • Tanggung jawab kepada pihak lain yang membutuhkan penyelesaian melalui transfer aset yang berupa penyediaan layanan atau transaksi lain di masa yang akan datang dan menghasilkan manfaat ekonomi.
  • Tugas dan tanggung jawab pada pihak lain, baik meninggalkan sedikit atau tidak sama sekali  kebijakan untuk menghindari penyelesaian. 
  • Suatu transaksi yang telah dilakukan dan menimbulkan tanggung jawab entitas.

Baca Juga:

Macam-Macam Liabilitas 

Jenis liabilitas sangat bermacam-macam selayaknya transaksi ekonomi dan akuntansi lainnya. Berikut ini macam-macam liabilitas yang perlu Anda ketahui: 

1. Liabilitas Jangka Pendek

 Liabilitas jenis ini memiliki jatuh tempo maksimal selama 1 tahun. Liabilitas jangka pendek pun dinekal dengan istilah kewajiban lancar dan digunakan sebagai komponen kunci dalam beberapa langkah likuiditas jang pendek. Berikutini contoh kewajiban lancar: 

  • Utang dagang
  • Penghasilan yang ditangguhkan
  • Utang wesel
  • Utang pajak
  • Beba yang perlu dibayar
  • Pinjaman jangka pendek
  • Pendapatan diterima di muka

2. Liabilitas Jangka Panjang

Liabilitas jangka panjang merupakan utang dengan janga waktu yang lebih lama, biasanya dalam satu siklus normal perusahaan. Biasanya dnegan mengambil utang ini, perusahaan akan mendapatkan modal langsung yang digunakan sebagai pembiayaan pembelian aset atau berinvestasi pada proyek modal baru. 

Sebenarnya liabilitas ini sangat penting dalam menentukan solvabilitas (rasio yang digunakan utnuk menilai kemampuan perusahaan dalam pelunasan utang dan seluruh kewajiban dengan menggunakan jaminan modal maupun aktiva yang dimiliki dalam jangka panjang maupun pendek). Sehingga, bila perusahaan masih belum mampu menuntaskan kewajiban jangka panjangnya saat jatuh tempo, maka perusahaan akan mengalami krisisi solvabilitas. Berikut ini conth liabilitas jagka panjang:

Baca Juga: 3 Jenis dan Contoh Invoice dalam Transaksi Bisnis, Apa Saja?

  • Utang hipotik
  • Utang bank
  • Utang obligasi 
  • Kredit noveltasi
  • Utang sewa jangka panjang
  • Utang subduers
  • Utang pemegang saham
  • Utang sewa dana

3. Modal

Tahukah Anda bahwa modal pun dikategorikan sebagai liabilitas? Mengapa? Karena nilainya diperoleh dari selisih antara total aset dan utang. Selisih itulah yang bisa digunakan untuk memajukan bisnis agar dapat berkembang dan mendorong perusahaan untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar. 

Modal pun dapat dikategorikan sebagai liabilitas kontinjensi atau kewajiban yang ada atau tidaknya bergantung pada peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sehingga berbeda dengan jenis lainnya, modal tidak dapat diperkirakan atai diprediksi jatuh temponya. 

Contoh Liabilitas

Berikut ini ilustrasi atau cotohnya:

Bapak Tanu merupakan seorang pegawai dari sebuah PT. Subur Sekali. Pada Januari 2020, Tanu menerima gaji sebesar Rp8.000.000, tunjangan anak Rp600.000, dan tunjangan transportasi Rp1.200.000. Untuk menunjang keseahteraan Tanu, PT. Subur Sekali turut membayarkan asuransi kecelakaan Rp300.000, kematian Rp100.000, dan tunjangan hari tua Rp400.000.

Total yang diterima, gaji Tanu mengalami beberapa pemotongan, dan pensiun sebesar Rp400.000, zakat Rp200.000, angsuran rumah ke Bank ACB sebesar Rp1.500.000, dan PPh 21 Rp525.000. Dari perhitungan tersebut, gaji bersih yang diterima Tanu adalah Rp6.875.000. 

Sedangkan liabilitas yang harus dibayarkan ke Tanu adalah sebesar Rp10.600.000. Ini berlaku selama Tanu bekerja dan memberikan kinerjanya pada PT. Subur Sekali.

Dapat disimpulkan bahwa tidak selamanya liabilitas merugikan perusahaan karena justru menjadi bagian penting dalam keuangan perusahaan dan bisa sekali dimanfaatkan untuk memajukan bisnis.

Penting sekali bagi setiap pengusaha untuk mengerti pula tentang perpajakan yang ada dan akan ditanggung oleh perusahaan. Salah satunya seperti PPh Pasal 21 untuk karyawan atau jenis pajak lainnya yang masih berkaitan dengan bisnisnya. Guna membantu para pengusaha dalam mengelola perpajakan secara aman dan nyaman, OnlinePajak hadir untuk membantu Anda. 

OnlinePajak merupakan aplikasi berbasis web yang diawasi langsung oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sehingga terjamin keamanannya. Dengan OnlinePajak, Anda dapat melakukan hitung otomatis, setor, dan lapor pajak dengan cepat. Untuk mengetahui ragam fitur milik OnlinePajak, klik di sini! 

Reading: Kenali Istilah Liabilitas yang Penting untuk Para Pengusaha