Resources / Blog / Tentang e-Filing

Jurnal Umum: Memahami Prinsip Dasar dan Cara Membuatnya

Dalam akuntansi perusahaan, jurnal umum memegang peranan yang cukup penting. Salah satu fungsi jurnal ini adalah menggambarkan aktivitas suatu perusahaan secara kronologi dan sistematis. Bagaimana cara membuatnya? Simak penjelasan lengkapnya di artikel ini.

Pengertian Jurnal Umum

Mengutip dari Wikipedia, jurnal adalah catatan akuntansi permanen yang pertama setelah bukti transaksi dan digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis. 

Jurnal ini menjadi tempat pembukuan berpasangan dilakukan dengan mencatat akun-akun didebit dan akun-akun yang dikredit. Total debit dan total kredit harus sama agar persamaan akuntansi terpenuhi.

Pencatatan transaksi dalam jurnal ini pun umumnya dilakukan dalam satu periode tertentu.

Maka, dapat disimpulkan bahwa jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas transaksi keuangan secara berurutan dalam periode tertentu.

Tujuan dan Manfaat Pembuatan Jurnal

Pembuatan jurnal umum bertujuan untuk memudahkan perusahaan dalam mengidentifikasi dan melakukan hal-hal yang berhubungan dengan transaksi keuangan, seperti identifikasi terhadap transaksi yang terjadi, penilaian terhadap transaksi, dan pencatatan dampak ekonomi dari transaksi tersebut dalam perusahaan.

Pembuatan jurnal ini juga mempermudah proses pemindahan dampak transaksi yang terjadi ke dalam sebuah akun sesuai transaksi.

Selain itu, penjurnalan memiliki berbagai manfaat untuk perusahaan, di antaranya:

  • Mengetahui jumlah yang akan dicatat pada satu atau lebih perkiraan.
  • Mendapatkan informasi tentang akan terjadinya penambahan atau pengurangan suatu perkiraan.
  • Menjadi referensi atau tanda telah diposting ke dalam buku besar untuk dilanjutkan menjadi laporan keuangan.

Baca Juga: Akuntansi UMKM: 5 Manfaat Pentingnya Penerapan Siklus Ini

Fungsi Jurnal Umum bagi Perusahaan

Dalam siklus akuntansi, jurnal umum memiliki lima fungsi, di antaranya:

  1. Fungsi Historis

Semua transaksi keuangan dicatat sesuai tanggal terjadinya. Artinya, pencatatan jurnal ini dilakukan secara kronologis dan sistematis. Dalam hal ini, jurnal dapat menggambarkan aktivitas suatu perusahaan setiap harinya secara berurutan. 

  1. Fungsi Pencatatan

Semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan dicatat dalam jurnal. Maka, tiap perubahan kekayaan, modal, biaya, dan pendapatan harus lebih dulu dicatat dalam jurnal. Hal ini bertujuan agar pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan secara lengkap.

  1. Fungsi Analisis

Semua pencatatan transaksi dalam jurnal adalah hasil analisis transaksi berupa kredit dan debit yang terpengaruh. Proses analisis ini meliputi pengelompokkan nama akun, pencatatan kredit atau debit, serta besaran transaksi.

  1. Fungsi Instruksi

Proses pencatatan dalam jurnal ini tidak hanya sebatas dokumen transaksi, tetapi juga bersifat perintah atau petunjuk kredit/debit. Perintah ini dimaksudkan adalah perintah dalam proses memasukkan data ke buku besar.

  1. Fungsi Informatif

Catatan dalam jurnal menjelaskan mengenai bukti transaksi yang terjadi dalam perusahaan.

Prinsip Dasar Pembuatan Jurnal Umum

Sebelum membuatnya, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Melakukan identifikasi bukti transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan, seperti faktur, nota, kwitansi, dan sebagainya.
  • Menentukan akun-akun yang akan terpengaruhi dengan transaksi yang terjadi dan menggolongkannya ke dalam jenis harta, utang atau modal.
  • Menetapkan penambahan atau pengurangan terhadap akun yang terkait dengan transaksi perusahaan.
  • Melakukan debit atau kredit akun yang terkait dengan transaksi yang terjadi.
  • Mencatat transaksi ke dalam jurnal sesuai dengan bukti transaksi.

Selanjutnya, mari membahas cara membuat jurnal ini.

Cara Pembuatan 

Sebelum masuk ke pembuatan jurnal, terlebih dahuulu memahami beberapa hal berikut:

  • Memahami Persamaan Dasar Akuntansi 

Persamaan dasar akuntansi adalah Aset = Utang + Modal

Dari persamaan dasar tersebut, kemudian diperluas menjadi: Aset = Utang + Modal + (Pendapatan – Beban).

Dengan memahami persamaan ini, akan memudahkan dalam mengenali kelompok-kelompok akun. Jadi ketika proses pencatatan transaksi, dapat menentukan kelompoknya dengan cepat.

Tidak hanya itu, seseorang perlu mengetahui saldo normal dari akun-akun yang terdapat pada jurnal umum. Berikut ini adalah tabel saldo normal akun.

AkunDebitKreditSaldo Normal
Aset (harta/aktiva)BertambahBerkurangDebit
Utang (Kewajiban)BerkurangBertambahKredit
ModalBerkurangBertambahKredit
PendapatanBerkurangBertambahKredit
BebanBertambahBerkurangDebit

Keterangan pada tabel tersebut:

  1. Ketika aset bertambah, catat pada debit. Jika berkurang, catat pada kredit. Sedangkan saldo normal dari akun aset ada di sisi debit.
  2. Akun utang/kewajiban bersifat kebalikan dari akun aset. Ketika utang bertambah, catat pada sisi kredit. Ketika berkurang, catat pada sisi debit. Saldo normal akun utang ada pada sisi kredit.
  3. Akun modal bersifat sama dengan akun utang. Ketika modal bertambah, catat pada sisi kredit. Ketika berkurang, catat akun modal pada sisi debit. Saldo normal akun utang ada pada sisi kredit.
  4. Ketika pendapatan bertambah, catat pada sisi kredit. Jika berkurang, catat akun pendapatan di sisi debit. Sedangkan saldo normal akun pendapatan ada di sisi kredit.
  5. Ketika akun beban bertambah, catat pada sisi debit. Jika beban berkurang, catat pada sisi kredit. Sementara saldo normal beban ada pada sisi debit.
  • Mengumpulkan Bukti Transaksi

Bukti transaksi, seperti faktur dan kwitansi, penting untuk pencatatan sebuah transaksi pada jurnal. Karena itu, pastikan untuk selalu menyimpan bukti-bukti atas setiap transaksi yang terjadi oleh perusahaan.

Baca Juga: Kenali Ragam Bukti Transaksi yang Berlaku di Indonesia

  • Mengidentifikasi Transaksi

Ada transaksi yang dapat dicatat ke dalam jurnal dan yang tidak dapat dicatat. Transaksi yang dapat dicatat adalah transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan dan dapat dinilai dengan satuan moneter.

Jika sudah memahami hal-hal di atas, selanjutnya adalah mengetahui cara membuat jurnal umum.

Proses pencatatan transaksi ke dalam jurnal ini disebut dengan penjurnalan. Sistem pencatatan yang dipakai adalah double-entry system, artinya setiap transaksi yang dicatat akan berdampak pada debit dan kredit dalam jumlah yang sama.

Contohnya:

TanggalKeteranganRef.DebitKredit
xxxxxxKasxxx
Modalxxx
xxxxxxBebanxxx
Kasxxx

Contoh Kasus dan Penjurnalan

Mari berlatih penjurnalan dengan menganalisis contoh soal ini.

Diketahui PT Maju Bersama melakukan transaksi pada bulan November 2021 sebagai berikut:

  1. Tanggal 4 November 2021, PT Maju Bersama membayar sewa kantor untuk 1 tahun sebesar Rp30,000,000
  2. Tanggal 11 November 2021, terjadi pembelian peralatan dengan nominal transaksi sebesar Rp5,000,000, serta pembelian perlengkapan kantor sebesar Rp10,000,000
  3. Tanggal 16 November 2021, PT Maju Bersama menerima pendapatan tunai dari penjualan senilai Rp15,000,000
  4. Tanggal 25 November 2021, PT Maju Bersama membayar gaji karyawan dengan total pengeluaran sebesar Rp100,000,000
  5. Tanggal 30 November 2021, PT Maju Bersama mendapatkan pendanaan investasi sebesar Rp500,000,000

Mari mengidentifikasi transaksi-transaksi tersebut  untuk menentukan kelompok akunnya.

  1. Pengeluaran untuk bayar sewa kantor merupakan beban sehingga dapat dicatat pada debit. Sedangkan pada sisi kredit adalah aset atau kas karena pembayaran sewa mengurangi kas perusahaan.
  2. Peralatan dan perlengkapan kantor dikategorikan sebagai aset sehingga keduanya dicatat pada sisi debit, dan mengurangi kas pada kredit.
  3. Adanya penjualan menandakan pendapatan bertambah sehingga akun pendapatan dicatat pada kredit, dan kas bertambah pada debit.
  4. Beban gaji karyawan dicatat pada debit, dan kas pada kredit karena mengurangi aset perusahaan.
  5. Investasi merupakan modal, artinya aset perusahaan bertambah. Maka, pencatatannya adalah kas pada debit dan modal pada kredit.

Berikut ini contoh penjurnalan transaksi PT Maju Bersama periode November 2021

TanggalKeteranganRef.DebitKredit
04/11/2021Pembayaran Sewa KantorRp30,000,000
KasRp30,000,000
11/11/2021PeralatanRp5,000,000
PerlengkapanRp10,000,000
KasRp15,000,000
16/11/2021PendapatanRp15,000,000
KasRp15,000,000
25/11/2021Beban Gaji KaryawanRp100,000,000
KasRp100,000,000
30/11/2021KasRp500,000,000
ModalRp500,000,000

Kesimpulan

Penjurnalan transaksi perusahaan memegang peranan penting dalam siklus akuntansi perusahaan. Dengan membuat jurnal umum, perusahaan dapat mengidentifikasi dan melakukan hal-hal yang berhubungan dengan transaksi keuangan, seperti identifikasi terhadap transaksi yang terjadi, penilaian terhadap transaksi, dan pencatatan dampak ekonomi dari transaksi tersebut dalam perusahaan.

Ada prinsip dasar yang wajib dipahami sebelum membuat jurnal, salah satunya adalah mengidentifikasi bukti transaksi keuangan yang terjadi, seperti invoice atau kwitansi.

Oleh karena itu, pastikan untuk menyimpan rapi semua dokumen pembelian maupun penjualan yang terjadi dalam perusahaan. 

Jika menggunakan aplikasi seperti OnlinePajak, bukti transaksi berupa invoice dan faktur pajak akan tersimpan dengan rapi pada akun Anda. Tidak perlu khawatir terselip, rusak, atau hilang karena OnlinePajak menggunakan cloud-based system untuk menyimpan seluruh dokumen penting perusahaan.

Ketika sudah berhasil membuat jurnal umum, maka siklus akuntansi dapat berjalan dan dapat menghasilkan laporan keuangan perusahaan yang rapi.

Laporan keuangan perusahaan ini sangat dibutuhkan untuk berbagai macam hal, salah satunya untuk kebutuhan pelaporan pajak perusahaan.

Mengenai pelaporan pajak, Anda dapat melakukannya dengan mudah dan bebas antre di e-Filing OnlinePajak. Bagaimana caranya? Pelajari lebih lanjut dengan mendaftar langsung. Gratis, klik di sini

Reading: Jurnal Umum: Memahami Prinsip Dasar dan Cara Membuatnya