Resources / Blog / Tentang Pajak

NIK Jadi NPWP? Simak Informasi Selengkapnya, di Sini! 

Pengaturan NIK menjadi NPWP kembali dikeluarkan. Dengan pemerintah yang mengatur kembali saat implementasi penuh NIK sebagai NPWP ini, maka NPWP dengan format 15 digit (NPWP lama) masih dapat digunakan sampai dengan tanggal 30 Juni 2024.

Ketentuan Perubahan NIK Jadi NPWP

Kabar NIK jadi NPWP tentu sudah santer terdengar di telinga Anda. Mulai 14 Juli 2022, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) secara bertahap mulai menerapkan penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) jadi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Dalam ketentuannya, diberlakukan 3 format baru NPWP, sebagai berikut: 

1. Wajib Pajak Orang Pribadi

Yang disebut sebagai wajib pajak orang pribadi adalah masyarakat yang merupakan warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di Indonesia. 

2. Wajib Pajak Badan 

Pemilik NPWP wajib pajak badan dan wajib pajak instansi pemerintah, juga warga negara asing (WNA) turut menggunakan NPWP dengan format 16 digit. 

3. Wajib Pajak Cabang

Wajib pajak ini akan menggunakan Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha (NITKU). 

Baca Juga: Artikel tentang Cek NPWP yang Baru!

Kapan Format Baru akan Berlaku? 

Berikut ini adalah tabel gambaran transisi perubahan NIK menjadi NPWP:

Sebelum 14 Juli 202214 Juli 2022 – 30 Juni 20241 juli 2024
Wajib Pajak Orang Pribadi NPWPNIK atau NPWPNIK
Wajib Pajak BadanNPWP Badan : 15 digit NPWP Badan: 16 digit (0 + 15 NPWP)NPWP 16 digit
Wajib Pajak Cabang NPWP Cabang: 15 digit dengan perbedaan angka belakang sesuai urutan cabang. Angka 1 di akhir NPWP untuk cabang pertama, dst. NPWP Cabang Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha (NITKU)

Rencananya, format baru ini akan efektif digunakan secara serentak pada 1 Juli 2024. Baik seluruh layanan DJP maupun kepentingan administrasi pihak lain yang mewajibkan NPWP sebagai syaratnya.

Seperti pada tabel di atas, meski format baru NPWP sudah mulai berlaku, namun format lama masih bisa digunakan hingga akhir Juni 2024. Hal ini lantaran seluruh layanan administrasi belum dapat mengakomodasikan NPWP dengan format terbaru. Berdasarkan keterangan dari Neilmaldrin Noor selaku Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu, format terbaru ini masih dalam pengembangan. Oleh karena itu, layanan ini masih digunakan pada sistem administrasi perpajakan secara terbatas. 

Hal ini diperkuat pula dengan hadirnya Siaran Pers No SP-40/2023 tentang Pemerintah Atur Kembali Saat Implementasi Penuh NIK sebagai NPWP, yang mana sebelumnya direncanakan efektivitas NIK menjadi NPWP ini pada 1 Januari 2024. Dengan adanya pengaturan kembali ini, maka NPWP dengan format 15 digit (NPWP lama) masih dapat digunakan sampai dengan 30 Juni 2024. Sementara itu, NPWP format 16 digit (NPWP baru atau NIK) digunakan secara terbatas pada sistem aplikasi yang sekarang dan implementasi penuh pada sistem yang akan datang.

Secara teknis, wajib pajak orang pribadi yang merupakan penduduk dan telah memiliki NPWP, NIK-nya sudah berfungsi sebagai NPWP format baru. Sehingga apabila Anda melakukan log in pada aplikasi DJP online, maka Anda bisa memasukan NIK atau NPWP Anda sebagai ID user. Selain itu, untuk wajib pajak badan atau instansi pemerintah, bisa menambahkan angka ‘0’ di depan NPWP lama atau 15 digit NPWP lama (0 + 15 digit NPWP lama). Sedangkan untuk wajib pajak cabang, akan diberikan Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha (NITKU) oleh DJP. 

Baca Juga: Cara Membuat ID Billing dengan NPWP Lain, Simak di Sini!

Manfaat dan Tujuan Perubahan NIK Jadi NPWP 

Tujuan dari perubahan ini untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses seluruh layanan perpajakan di masa yang akan datang. Dengan perubahan ini, masyarakat hanya cukup mengingat NIK saja. Penggunaan NIK jadi NPWP ini diharapkan menjadi langkah dalam mengupayakan data dan informasi yang terkumpul di kementerian/lembaga dan pihak lain yang punya sistem administrasi serupa. Pemerintah juga akan lebih mudah dalam memberikan layanan bagi masyarakat hanya dengan menggunakan NIK sebagai identitas tunggal. Begitu pun masyarakat yang nantinya hanya perlu mengingat NIK untuk melakukan kegiatan perpajakannya tanpa perlu mengingat NPWP lagi. 

Lalu, mungkin Anda bertanya-tanya, apakah semua orang yang memiliki NIK adalah wajib pajak? Jawabannya adalah tidak. Di dalam UU Perpajakan ditegaskan bahwa wajib pajak pribadi adalah mereka yang tinggal di Indonesia dan memiliki penghasilan melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yakni Rp54.000.000 dalam setahun atau Rp4.500.000 dalam sebulan. Apabila penghasilannya di bawah angka tersebut, maka tidak wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. 

Baca Juga: Perlu Diketahui, Cara Menonaktifkan NPWP dan Ubah Status Jadi Wajib Pajak Non-Efektif

Ketentuan Aktivasi NIK Jadi NPWP

Untuk wajib pajak orang pribadi yang belum memiliki NPWP dan merupakan penduduk, diwajibkan untuk melakukan aktivasi NIK menjadi NPWP. Aktivasi dilakukan lewat permohonan pendaftaran oleh wajib pajak sendiri atau secara jabatan dan tetap akan diberikan NPWP dengan format 15 digit yang mana bisa digunakan sampai 30 Juni 2024. 

Meski begitu, bagi Anda yang merupakan wajib pajak orang pribadi dan ingin melakukan log in ke web DJP online, Anda bisa menggunakan NIK Anda atau pun NPWP yang telah Anda miliki. NIK Anda sudah secara otomatis teraktivasi karena adanya transisi dari perubahan ini. 

Sementara itu, bagi wajib pajak badan, instansi pemerintah, orang pribadi selain penduduk, diberikan NPWP dengan format 16 digit seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dengan melalui permohonan pendaftaran oleh wajib pajak sendiri atau secara jabatan. 

Berbeda dengan wajib pajak cabang, mereka nantinya akan diberikan Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha (NITKU), dan diberikan NPWP dengan format 15 digit yang dapat digunakan hingga 30 Juni 2024. Perubahan NIK menjadi NPWP ini juga tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.03/2022 tentang Nomor Pokok Wajib Pajak Bagi Wajib Pajak Badan Orang Pribadi, Wajib Pajak Badan, dan Wajib Pajak Instansi Pemerintah.

Guna memudahkan Anda dalam bertansaksi dan pengelolaan pajak, Anda bisa menggunakan OnlinePajak. OnlinePajak merupakan aplikasi berbasis web yang bisa Anda gunakan di mana saja dan kapan saja asalkan perangkat yang Anda gunakan telah terkoneksi dengan internet. Pengelolaan transaksi bisnis dan perpajakan baik perorangan maupun badan dapat dilakukan dengan sederhana, cepat, dan akurat di OnlinePajak. Mulai dari pembuatan invoice, setor, hingga lapor pajak.

Referensi:

  • Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.03/2022
  • Siaran Pers No SP-40/2023 tentang Pemerintah Atur Kembali Saat Implementasi Penuh NIK sebagai NPWP
Reading: NIK Jadi NPWP? Simak Informasi Selengkapnya, di Sini!