Resources / Regulation / Surat Edaran Dirjen Pajak

Surat Edaran Dirjen Pajak – SE 02/PJ.6/1998

Berdasarkan Laporan Penerimaan PBB yang dihimpun oleh Direktorat PBB, dengan ini diberitahukan bahwa realisasi penerimaan PBB sampai dengan bulan November 1997 adalah sebagai berikut :

  1. Perbandingan realisasi penerimaan dengan rencana penerimaan 1997/1998.

    Realisasi penerimaan PBB yang dicapai sampai dengan bulan November 1997 untuk semua sektor sebesar Rp. 1.835.303.170 ribu atau 73,27% dari rencana penerimaan sebesar Rp. 2.505.000.000 ribu. Perbandingan realisasi penerimaan dengan rencana per sektor dapat dilihat pada Tabel berikut :

    (ribuan rupiah)

    No.

    Sektor

    Rencana
    1997/1998

    Realisasi
    1997/1998

    %
    (4 : 3)

    1

    2

    3

    4

    5

    1.

    Pedesaan

    214.755.817

    172.531.183

    80,34

    2.

    Perkotaan

    852.009.183

    552.191.329

    64,81

    Jumlah Pds/Pkt

    1.066.765.000

    724.722.512

    67,94

    3.

    Perkebunan

    106.000.000

    51.416.262

    48,51

    4.

    Perhutanan :

    227.000.000

    118.796.543

    52,33

    a. IHH

    118.300.000

    87.023.874

    73,56

    b. Non IHH

    108.700.000

    31.772.669

    29,23

    5.

    Pertambangan :

    1.105.235.000

    940.367.853

    85,08

    a. Migas

    1.089.600.000

    934.784.196

    85,79

    b. Non Migas

    15.635.000

    5.583.657

    35,71

    Jumlah APBN

    2.505.000.000

    1.835.303.170

    73,27

    Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase penerimaan yang tertinggi adalah sektor Pertambangan Migas (85,79%) dan terendah sektor Perkebunan (48,5%). Rincian realisasi penerimaan per sektor/Kanwil DJP/KPPBB/Dati I/Dati II dapat dilihat pada Lampiran Surat Edaran ini.

  1. Perbandingan realisasi penerimaan PBB tahun 1997/1998 sampai dengan bulan November 1997 dengan tahun 1996/1997 periode yang sama dapat dilihat pada tabel berikut :

    (ribuan rupiah)

    Realisasi penerimaan

    %

    (5 : 3)

    %

    (6 – 4)

    No.

    Sektor

    1996/1997

    %

    1997/1998

    %

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    1.

    Pedesaan

    166.181.040

    87

    172.531.183

    80,34

    103,00

    -6,66

    2.

    Perkotaan

    516.953.581

    64

    552.191.329

    64,81

    106,00

    0,81

    Jumlah Pds/Pkt

    683.134.621

    69

    724.722.512

    67,94

    106,00

    -1,06

    3.

    Perkebunan

    45.716.743

    47

    51.416.262

    48,51

    112,00

    1,51

    4.

    Perhutanan

    110.793.977

    53

    118.796.543

    52,33

    107,00

    -0,67

    5.

    Pertambangan

    699.250.131

    70

    940.367.853

    85,08

    134,00

    15,08

    Jumlah APBN

    1.538.895.472

    67

    1.835.303.170

    73,27

    119,00

    6,27

    Bila dibandingkan dengan penerimaan tahun 1996/997 periode yang sama, terlihat bahwa persentase pencapaian rencana penerimaan untuk sektor Pedesaan dan Perhutanan mengalami penurunan, namun sektor Perkebunan dan Pertambangan mengalami peningkatan.

  1. Peringkat persentase realisasi penerimaan tahun 1997/1998 sampai dengan November 1997 dapat disusun sebagai berikut :
    1. Susunan peringkat untuk sektor Pedesaan, Perkotaan, Perkebunan, Perhutanan Non IHH dan Pertambangan Non Migas
      1. Kanwil DJP

        Peringkat tertinggi

        Peringkat terendah

        Peringkat

        Kanwil

        %

        Peringkat

        Kanwil

        %

        1

        IX

        79,49

        13

        XI

        30,84

        2

        VIII

        78,87

        12

        XV

        31,63

        3

        VII

        68,67

        11

        II

        33,73

      2. KP.PBB

        Peringkat tertinggi

        Peringkat terendah

        Peringkat

        KP.PBB

        %

        Peringkat

        KP.PBB

        %

        1

        Ungaran

        120,43

        107

        Kotabumi

        16,42

        2

        Kupang

        102,44

        106

        Palangkaraya

        19,64

        3

        Serang

        102,18

        105

        Baturaja

        21,85

        4

        Purbalingga

        101,13

        104

        Jayapura

        22,42

        5

        Kuningan

        96,38

        103

        Ambon

        22,93

      3. Daerah Tingkat I

        Peringkat tertinggi

        Peringkat terendah

        Peringkat

        Dati I

        %

        Peringkat

        Dati I

        %

        1

        NTT

        98,65

        27

        Bengkulu

        28,54

        2

        Jawa Timur

        79,49

        26

        Kalimantan Timur

        28,57

        3

        Jawa Tengah

        78,95

        25

        Kalimantan Barat

        30,59

        4

        Yogyakarta

        78,3

        24

        Riau

        30,71

        5

        NTB

        74,6

        23

        Maluku

        31,21

      4. Daerah Tingkat II
        style=”border: medium none ; border-collapse: collapse;” border=”1″ cellpadding=”0″ cellspacing=”0″>

        Peringkat tertinggi

        Peringkat terendah

        Peringkat

        Dati II

        %

        Peringkat

        Dati II

        %

        1

        Kb Kendari

        215,54

        311

        Kb Puncak Jaya

        0

        2

        Kb Nabire

        202,93

        310

        Kb Paniai

        0,01

        3

        Kb Baucau

        140,23

        310

        Kb Ermera

        3,99

        4

        Kb Tim Teng Sel

        128,87

        309

        Kb Manatuto

        4,21

        5

        Kb Semarang

        128,11

        308

        Kb Tanah Laut

        5,47

        6

        Kb Manufahi

        116,93

        307

        Kb Ketapang

        5,76

        7

        Kb Aileu

        116,68

        306

        Kb Ainaro

        6,74

        8

        Kb Grobogan

        115,98

        305

        Kb Aceh Besar

        8,13

        9

        Kb Kulon Progo

        115,17

        304

        Kb Pontianak

        11,15

        10

        Kb Ende

        115,15

        303

        Kb Ambeno

        11,58

    2. Susunan peringkat untuk rencana penerimaan APBN
      1. Kanwil DJP

        Peringkat tertinggi

        Peringkat terendah

        Peringkat

        Kanwil

        %

        Peringkat

        Kanwil

        %

        1

        XI

        81,48

        13

        VI

        59,76

        2

        I

        81,14

        12

        X

        63,58

        3

        XIV

        80,78

        11

        II

        66,53

      2. KP.PBB

        Peringkat tertinggi

        Peringkat terendah

        Peringkat

        KP.PBB

        %

        Peringkat

        KP.PBB

        %

        1

        Ungaran

        102,62

        107

        Bandung Dua

        46,43

        2

        Cirebon

        97,67

        106

        Jakarta Timur

        49,96

        3

        Kuningan

        97,63

        105

        Jakarta Selatan

        51,7

        4

        Barabai

        97,34

        104

        Tebing Tinggi

        53,81

        5

        Lhokseumawe

        96,61

        103

        Sampit

        54,24

      3. Daerah Tingkat I

        Peringkat tertinggi

        Peringkat terendah

        Peringkat

        Dati I

        %

        Peringkat

        Dati I

        %

        1

        Timor Timur

        93,21

        27

        Lampung

        57,87

        2

        DI Aceh

        91,6

        26

        DKI Jakarta

        59,76

        3

        Kalimantan Selatan

        90,82

        25

        Kalimantan Barat

        61,81

        4

        NTT

        88,14

        24

        Bali

        62,69

        5

        NTB

        86,82

        23

        Kalimantan Tengah

        64,44

      4. Daerah Tingkat II

        Peringkat tertinggi

        Peringkat terendah

        Peringkat

        Dati II

        %

        Peringkat

        Dati II

        %

        1

        Kb Nabire

        133,14

        311

        Kb Tulang bawang

        12,72

        2

        Kb Kendari

        110,67

        310

        Km Denpasar

        40,49

        3

        Kb Semarang

        107,59

        309

        Kb Jayapura

        43,94

        4

        Kb Grobogan

        103,47

        308

        Kb Mimika

        45,7

        5

        Kb Cirebon

        102,64

        307

        Km Padang

        45,92

        6

        Kb Purwakarta

        101,84

        306

        Kb Bandung

        46,43

        7

        Kb Kuningan

        100,95

        305

        Kb Bangka

        46,93

        8

        Km Kupang

        100,09

        304

        Km Batam

        47,2

        9

        Kb Sumenep

        100,02

        303

        Kb Bondowoso

        47,87

        10

        Kb Wajo

        99,66

        302

        Km Jakarta Timur

        49,96

  1. Mengingat masih rendahnya realisasi penerimaan PBB bulan November 1997 terutama sektor Pedesaan dan Perkotaan, maka untuk mengoptimalkan pelaksanaan pemungutan PBB dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal sekaligus dapat mengamankan rencana penerimaan diluar sektor Pertambangan Migas dan Perhutanan IHH serta APBN, kiranya perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut :
    1. Peningkatan kerjasama operasional pemungutan dalam Tim Intensifikasi PBB Tingkat I dan II, khususnya bagi daerah-daerah yang realisasi penerimaannya sangat rendah selama tiga tahun terakhir. Untuk itu perlu disusun strategi operasional pemungutan antara lain melaksanakan Rapat Koordinasi Daerah secara periodik, melaksanakan pekan panutan, bulan bakti PBB dan operasi sisir.
    2. Peningkatan pemantauan penyampaian SPPT dan perekaman bukti pembayaran PBB (STTS) dalam rangka inventarisasi tunggakan riil yang masih bisa ditagih untuk selanjutnya dilakukan penagihan aktif serta penghapusan piutang PBB yang sudah tidak dapat ditagih lagi sesuai ketentuan yang berlaku.
    3. Mengalokasikan dan memanfaatkan dana yang tersedia semaksimal mungkin untuk meningkatkan penerimaan PBB, meningkatkan pokok ketetapan tahun 1977, meningkatkan kegiatan pemungutan serta tertib administrasi PBB.
    4. Meningkatkan kualitas dan kecepatan semua jenis pelayanan WP yang mempunyai dampak langsung terhadap peningkatan penerimaan PBB.
    5. Melakukan koordinasi yang baik dengan Bank Persepsi dan Tempat Pembayaran untuk kelancaran pelayanan WP dan akurasi angka penerimaan PBB.

Demikian, untuk menjadi perhatian.

A n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK
DIREKTUR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

ttd.

MACHFUD SIDIK

Reading: Surat Edaran Dirjen Pajak – SE 02/PJ.6/1998