Resources / Blog / Invoice Financing

Disbursement Fee: Pengertian, Fungsi, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Dalam menjalankan bisnis, ada banyak komponen biaya yang perlu diperhitungkan demi menjaga kesehatan arus kas. Salah satu biaya yang sering muncul namun jarang diperhatikan adalah disbursement fee. Meskipun jumlahnya mungkin terlihat kecil, jika diakumulasi dalam jangka panjang, biaya ini dapat mempengaruhi margin keuntungan perusahaan.

disbursement fee

Bagi pelaku usaha, memahami apa itu disbursement fee, fungsinya, dan bagaimana cara menghitungnya adalah hal penting. Tidak hanya untuk menghindari pengeluaran yang tidak perlu, tetapi juga untuk mengoptimalkan strategi pengelolaan keuangan.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang disbursement fee, mulai dari pengertian, fungsi, contoh penerapan, metode perhitungan, hingga tips mengelolanya agar lebih efisien. Di bagian akhir, Anda juga akan menemukan solusi praktis untuk menjaga cash flow bisnis tetap sehat dengan memanfaatkan Invoice Financing.

Apa Itu Disbursement Fee?

Disbursement fee adalah biaya yang dikenakan oleh penyedia layanan keuangan. Baik itu bank, fintech, maupun lembaga pembiayaan atas proses pencairan dana atau distribusi pembayaran kepada pihak ketiga.

Biaya ini bisa berbentuk:

  • Persentase dari total dana yang dicairkan
  • Biaya tetap (flat fee) per transaksi

Tujuan utama disbursement fee adalah sebagai kompensasi atas layanan operasional yang dilakukan penyedia jasa. Proses ini mencakup verifikasi transaksi, pengelolaan data, pemrosesan pembayaran, hingga penyaluran dana ke rekening tujuan.

Disbursement fee umumnya lebih rendah untuk transaksi domestik dibandingkan internasional, karena biaya operasional lintas negara lebih tinggi.

Fungsi Disbursement Fee dalam Transaksi Keuangan

Banyak orang menganggap disbursement fee sebagai beban tambahan. Namun, sebenarnya biaya ini memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:

  1. Menutupi Biaya Administrasi dan Operasional: Mulai dari verifikasi data, pemrosesan pembayaran, hingga transfer dana.
  2. Mengganti Risiko Layanan: Penyedia jasa menanggung risiko seperti kegagalan transfer, penipuan, atau keterlambatan.
  3. Menjamin Kelancaran Transaksi: Dengan adanya biaya ini, penyedia layanan dapat memastikan dana sampai tepat waktu dan sesuai prosedur.
  4. Memberi Kepastian Biaya: Disbursement fee memungkinkan perusahaan memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan per transaksi, sehingga perencanaan keuangan lebih akurat.

Contoh Disbursement Fee dalam Kehidupan Nyata

Agar lebih mudah dipahami, berikut adalah beberapa contoh disbursement fee di berbagai sektor:

  • Bank Transfer Internasional: Misalnya, Anda mengirim uang ke luar negeri senilai USD 5.000. Bank mengenakan disbursement fee sebesar 0,5% atau biaya tetap USD 25 per transaksi.
  • Pencairan Pinjaman: Sebuah lembaga pembiayaan mencairkan pinjaman sebesar Rp50 juta dan mengenakan biaya disbursement 1% atau Rp500 ribu yang dipotong langsung dari jumlah pencairan.
  • Pembayaran Supplier Massal: Perusahaan yang membayar 100 vendor sekaligus menggunakan layanan mass payout dikenakan disbursement fee per transaksi atau total berdasarkan jumlah vendor.
  • E-commerce dan Marketplace: Platform online mengenakan biaya pencairan saldo penjual ke rekening bank sebagai bentuk disbursement fee.

Perbedaan Disbursement Fee Bank dan Fintech

Baik bank maupun fintech mengenakan biaya disbursement, namun ada beberapa perbedaan:

AspekBankFintech
BiayaCenderung lebih tinggi untuk transfer internasionalLebih kompetitif, terutama untuk transfer massal
Kecepatan1–3 hari kerja untuk internasionalBisa real-time atau 1 hari
FleksibilitasProsedur lebih ketatProses lebih sederhana
Metode PerhitunganPersentase atau flat feeLebih sering menggunakan flat fee

Cara Menghitung Disbursement Fee

Metode perhitungan biaya disbursement dapat berbeda-beda, tetapi umumnya mengikuti dua model utama:

1. Persentase dari Nilai Transaksi

Misalnya, Anda mencairkan dana sebesar Rp10.000.000 dengan fee 1%:

Rp10.000.000 x 1% = Rp100.000

2. Biaya Tetap (Flat Fee)

Biaya tetap tidak bergantung pada jumlah dana. Misalnya, setiap pencairan dikenakan biaya Rp50.000, baik untuk nominal Rp1 juta maupun Rp50 juta. Jika transaksi Anda bernilai besar, flat fee seringkali lebih menguntungkan dibanding persentase.

Faktor yang Mempengaruhi Besaran Disbursement Fee

Beberapa hal yang mempengaruhi besar kecilnya biaya disbursement antara lain:

  • Jenis transaksi (domestik atau internasional).
  • Jumlah penerima (satu atau massal).
  • Kebijakan penyedia layanan.
  • Mata uang yang digunakan (biaya konversi juga bisa termasuk).

Dampak Biaya Disbursement terhadap Bisnis

Bagi perusahaan dengan volume transaksi tinggi, biaya disbursement bisa menjadi biaya signifikan jika tidak dikelola. Dampaknya antara lain:

  • Mengecilkan margin keuntungan.
  • Mengganggu cash flow jika biaya tidak dianggarkan.
  • Menambah beban administrasi jika tidak ada sistem terintegrasi.

Tips Mengelola Disbursement Fee agar Lebih Efisien

Mengelola biaya disbursement dengan cermat sangat penting untuk menjaga kesehatan arus kas bisnis. Banyak perusahaan yang sering mengabaikan biaya ini, padahal jika transaksi dilakukan secara rutin, total pengeluaran bisa cukup besar. Dengan strategi yang tepat, Anda bisa menekan biaya ini tanpa mengurangi kualitas layanan atau menghambat kelancaran pembayaran. Berikut beberapa tips praktis yang bisa Anda terapkan:

1. Bandingkan Biaya Antar Penyedia Layanan

Setiap bank, fintech, atau lembaga pembiayaan memiliki kebijakan berbeda terkait biaya disbursement. Ada yang mengenakan biaya flat, ada juga yang menggunakan persentase. Dengan melakukan perbandingan, Anda dapat memilih penyedia layanan yang paling sesuai dengan kebutuhan transaksi bisnis, baik dari sisi biaya maupun kecepatan layanan.

2. Gunakan Layanan Pembayaran Terintegrasi

Mengandalkan platform pembayaran terintegrasi dapat membantu mengurangi biaya operasional. Alih-alih melakukan transfer satu per satu, sistem terintegrasi memungkinkan Anda memproses banyak transaksi sekaligus dengan biaya yang lebih hemat. Selain itu, platform semacam ini juga menawarkan transparansi sehingga Anda bisa memantau biaya disbursement secara real time.

3. Konsolidasikan Pembayaran

Jika bisnis Anda sering melakukan pembayaran ke banyak pihak, sebaiknya konsolidasikan atau gabungkan beberapa pembayaran dalam satu waktu. Dengan strategi ini, Anda tidak perlu membayar biaya disbursement berulang kali untuk setiap transaksi kecil. Hasilnya, beban biaya bisa ditekan dan manajemen keuangan lebih efisien.

4. Rencanakan Jadwal Pencairan Dana

Seringkali, perusahaan terbiasa mencairkan dana setiap kali ada kebutuhan. Padahal, semakin sering melakukan pencairan, semakin banyak pula disbursement fee yang harus dibayar. Membuat jadwal pencairan secara berkala, misalnya mingguan atau bulanan, akan lebih efisien dibanding pencairan harian.

5. Negosiasikan Biaya dengan Penyedia Layanan

Jika volume transaksi bisnis Anda besar, jangan ragu untuk bernegosiasi dengan penyedia layanan. Banyak bank atau fintech bersedia memberikan tarif khusus atau diskon disbursement fee bagi nasabah korporasi yang memiliki frekuensi transaksi tinggi. Negosiasi ini bisa menjadi cara jitu untuk menekan biaya jangka panjang.

Disbursement fee adalah komponen biaya penting yang perlu dipahami oleh pelaku bisnis. Dengan perencanaan yang tepat, biaya ini bisa dikelola sehingga tidak membebani arus kas.

Gunakan Invoice Financing OnlinePajak untuk mempercepat pencairan dana dari invoice tanpa menunggu jatuh tempo. Dengan pencairan cepat, biaya yang transparan, dan proses yang aman, Anda bisa menjaga cash flow tetap sehat sekaligus mengurangi dampak disbursement fee terhadap keuangan bisnis.

Ajukan Invoice Financing sekarang di OnlinePajak dan kelola liabilitas bisnis Anda dengan lebih cerdas!

Bagaimana cara mengajukannya? Apa saja syarat-syaratnya? Hubungi sales OnlinePajak sekarang untuk informasi selengkapnya.

Tidak hanya solusi pendanaan, OnlinePajak menghadirkan sejumlah fitur dan layanan yang mempermudah pelaku usaha untuk mengelola transaksi dan perpajakan usaha sehingga arus kas berjalan lancar, proses bisnis menjadi lebih optimal, dan pertumbuhan usaha menjadi lebih baik. Daftar sekarang untuk mulai menggunakan OnlinePajak sebagai aplikasi bisnis Anda.

Reading: Disbursement Fee: Pengertian, Fungsi, Contoh, dan Cara Menghitungnya