Resources / Blog / seputar invoice

Mengenal Aktiva dan Pasiva dalam Keuangan

Di dunia akuntansi dan keuangan, terdapat istilah ‘aktiva’ dan ‘pasiva’. Dua konsep ini merupakan dasar yang digunakan untuk mengklasifikasikan sumber daya dan kewajiban suatu entitas. Pengertian terkait kedua istilah ini sangat penting bagi individu maupun bisnis dalam mengelola keuangan. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas definisi aktiva dan pasiva, serta jenis-jenisnya. 

Mengenal Aktiva dan Pasiva dalam Keuangan

Definisi Aktiva dan Pasiva

Apa itu aktiva dan pasiva? Mari kita bahas satu persatu definisi dari aktiva dan pasiva berikut ini. Aktiva lebih merujuk pada sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu entitas dan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa yang akan datang. Aktiva merupakan hal-hal yang perusahaan atau individu punya dan memiliki nilai ekonomi positif dan dapat diukur dengan uang. 

Contohnya, aktiva dapat berupa kas, piutang, inventaris, properti, perlengkapan, investasi, dll. Biasanya aktiva dibagi menjadi 2 kategori utama, yakni aktiva lancar (current assets) dan aktiva tetap (fixed assets). 

Sedangkan pasiva merujuk pada kewajiban finansial atau tanggungan yang dimiliki oleh suatu entitas. Pasiva merupakan sumber dana yang dipakai untuk mendanai aktiva atau kegiatan operasional suatu entitas.

Contohnya, utang usaha, utang bank, utang obligasi, utang pajak, gaji yang masih harus dibayarkan, dll. Pasiva pun dibagi menjadi 2 kategori, yakni pasiva lancar (current liabilities) dan pasiva jangka panjang (long-term liabilities). 

Yearly saving potential
Rp 0
Masukkan jumlah Invoice Anda di bawah ini untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi (ROI)
e-Faktur/Invoice
e-Signature
e-BuPot
e-Meterai
Jumlah Bupot / SSP / Credit Note yang tidak tertagih (Rp)
Jumlah hari yang dibutuhkan untuk memproses invoice
Rata-rata Nilai Invoice (Rp)
Biaya Tax Audit per Tahun (Rp)
Yearly saving potential
Isi detail Anda untuk mulai Berhemat!

    Numbers estimated based on existing industry. Read more: Otomatisasi Penagihan Kepatuhan       

    Bicara soal keuangan baik individu maupun bisnis, penting rasanya untuk mengelola arus kas Anda dengan lebih baik. Salah satunya dalam hal pembayaran bahkan permintaan pembayaran, Anda tidak perlu khawatir apabila Anda menggunakan OnlinePajak. Di OnlinePajak, Anda bisa melakukan pembayaran ke supplier atau melakukan permintaan pembayaran dengan lebih mudah. Sehingga dapat memudahkan Anda dalam melakukan berbagai transaksi secara cepat, akurat, dan efektif. 

    Jenis-Jenis Aktiva

    Berikut ini jenis-jenis aktiva yang perlu Anda pahami: 

    1. Aktiva Lancar (Current Assets)

    Aktiva lancar adalah sumber daya yang bisa dengan cepat diubah menjadi uang tunai maupun dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam siklus operasional perusahaan. Contoh, aktiva lancar meliputi kas & setara kas, piutang usaha, persediaan barang dagangan, investasi jangka pendek dan aset lainnya yang dapat diubah menjadi uang tunak secara cepat. 

    2. Aktiva Tetap (Fixed Assets)

    Aktiva tetap mencakup properti tanah, bangunan, peralatan, kendaraan, mesin, dan aset lainnya yang mempunyai umur manfaat lebih dari 1 tahun. 

    3. Investasi (Investments)

    Investasi adalah aktiva yang dimiliki perusahaan sebagai bagian dari strategi investasi guna menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Jenis investasi yang dimaksud bisa berupa saham, obligasi, deposito, atau investasi lain yang memiliki jangka waktu tertentu. 

    4. Aktiva Lainnya (Other Assets)

    Selain jenis-jenis di atas, terdapat juga kategori aktiva lain yang bisa termasuk dalam laporan keuangan perusahaan. Misalnya, aktiva tidak berwujud (intangible assets) seperti goodwill, hak paten, merek dagang, atau lisensi. 

    Baca Juga: Pasal 16D UU PPN: PPN Atas Penjualan Aktiva

    Jenis-Jenis Pasiva

    Berikut ini jenis-jenis pasiva yang perlu Anda pahami: 

    1. Pasiva Lancar (Current Liabilities)

    Pasiva lancar merupakan kewajiban finansial yang terdapat jangka waktu dalam 1 tahun atau dalam siklus operasional normal perusahaan. Contoh pasiva lancar meliputi utang usaha kepada pemasok, utang bank yang jatuh tempo, utang dagang, dan beban lain yang harus dilunasi dalam waktu dekat. 

    2. Pasiva Jangka Panjang (Long-Term Liabilities)

    Pasiva jangka panjang merupakan kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam waktu lebih dari 1 tahun. Misalnya, utang obligasi, utang bank jangka panjang, dan pinjaman jangka panjang lainnya. 

    3. Ekuitas (Equity)

    Ekuitas berarti selisih antara aktiva dan pasiva perusahaan. Misalnya ekuitas meliputi modal saham, lama ditahan, dan investasi pemilik. 

    Pentingnya Aktiva dan Pasiva dalam Keuangan 

    Pemahaman terkait aktiva dan pasiva merupakan hal yang penting. Berikut ini alasannya:

    • Analisis Keuangan: Dalam melakukan analisis keuangan, aktiva dan pasiva memberikan informasi yang dibutuhkan dalam menilai likuiditas, solvabilitas & profitabilitas perusahaan. 
    • Pemantauan Kesehatan Finansial: Aktiva dan pasiva membantu manajemen dan investor untuk memantau kesehatan finansial perusahaan serta mengidentifikasi risiko dan peluang.
    • Perencanaan Keuangan: Dalam melakukan perencanaan keuangan, aktiva dan pasiva menjadi dasarnya. 
    • Pengambilan Keputusan: Informasi yang ada dalam aktiva dan pasiva akan membantu manajemen dalam menentukan atau mengambil keputusan strategis seperti untuk melakukan investasi, pembiayaan, dan ekspansi bisnis. 

    Pemahaman akan perbedaan aktiva dan pasiva serta jenis-jenisnya, memberikan gambaran bagi Anda dalam mengelola keuangan yang lebih efisien. Selain itu, Anda jadi bisa lebih mudah dalam mengambil langkah yang tepat untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. 

    Penggunaan aktiva dan pasiva akan membantu Anda dalam memastikan keberlangsungan dan kesuksesan bisnis secara menyeluruh. 

    Reading: Mengenal Aktiva dan Pasiva dalam Keuangan