Capital Expenditure
Dalam berbisnis, ada berbagai macam pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan, salah satunya adalah pengeluaran modal untuk membeli aset-aset yang memiliki umur manfaat cukup lama. Pengeluaran ini kemudian disebut sebagai capital expenditure atau disingkat capex.
Pengertian Capex
Capital Expenditure atau capital spending, dalam bahasa Indonesia adalah pengeluaran modal atau belanja modal. Menurut Wikipedia, Capital Expenditure adalah alokasi uang yang direncanakan (dalam anggaran) untuk memperoleh aset tetap yang memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi, seperti gudang atau tanah, yang akan menjadi aset perusahaan. Aset-aset modal tersebut memiliki umur manfaat yang panjang dan berpengaruh pada peningkatan kapasitas produksi bisnis.
Pengertian lainnya, capex merupakan biaya-biaya yang digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh, memperbaiki, atau merawat aktiva tetap atau aset fisik, seperti properti, bangunan industri atau peralatan.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, pengeluaran capex ini bertujuan untuk menambah dan merawat aset perusahaan sehingga dapat memperkuat jalannya bisnis.
Karena itu, umumnya anggaran pengeluaran modal ini lebih besar daripada biaya operasional. Capex biasanya dianggarkan dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Baca Juga: Faktur Penjualan: Pengertian, Kegunaan & Komponennya
Jenis-Jenis Capex
Pengeluaran modal ini terbagi ke beberapa jenis berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Saphiro (2005), berikut ini jenis-jenis capex:
- Equipment Replacement (Penggantian Peralatan)
Perusahaan melakukan capex untuk mengganti peralatan, baik karena sudah rusak maupun karena ada kebutuhan untuk menambah peralatan tersebut. Penggantian peralayan ini dapat berkaitan dengan peralatan produksi atau peralatan pendukung kegiatan produksi.
Contohnya, perusahaan melakukan penggantian peralatan produksi karena peralatan yang dimiliki saat ini sudah tidak berfungsi dengan baik. Jika tidak diganti, kemungkinan besar dapat memengaruhi proses produksi dan mengalami penurunan kuantitas. Karena itu, perusahaan melakukan capex untuk membeli peralatan produksi baru.
- Expansion to Meet Growth in Existing Product (Ekspansi untuk Peningkatan Pangsa Pasar dengan Produk yanng Sudah Ada)
Jenis pengeluaran ini dilakukan ketika perusahaan ingin melakukan ekspansi untuk meningkatkan pangsa pasar. Ekspansi ini umumnya dilakukan terhadap produk-produk yang sudah ada. Caranya dapat berupa pembukaan cabang baru atau dengan menambah jumlah karyawan sehingga proses produksi jadi lebih efisien.
Jika cara yang dipilih adalah membuka cabang baru, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk membeli aset bangunan beserta peralatan lainnya untuk menunjang operasional pada cabang baru itu. Pembelanjaan ini dianggap sebagai capex.
- Expansion Generated by New Products (Ekspansi dengan Merilis Produk Baru)
Jenis capex ini dilakukan ketika perusahaan ingin melakukan ekspansi dengan mengeluarkan inovasi-inovasi baru, misalnya produk baru. Untuk mewujudkan hal ini, perusahaan memerlukan aset baru, seperti pabrik baru.
Maka, pembelian tanah, bangunan, material bangunan untuk membangun pabrik baru. Perusahaan juga mungkin harus bekerja sama dengan kontraktor untuk menjalankan pembangunan pabrik baru tersebut. Semua pengeluaran ini akan tercatat sebagai capex.
- Projected Mandated by Law (Proyek untuk Menaati Peraturan yang Berlaku)
Ada jenis capex yang dilakukan karena mengikuti atau menuruti hukum yang berlaku. Jadi, perusahaan perlu melakukan pengeluaran modal karena ada proyek yang muncul dari hukum atau peraturan berlaku.
Contoh sederhananya adalah perusahaan tambang. Perusahaan yang bergerak di bidang ini perlu melakukan penebangan hutan untuk mengeksplorasi bahan tambang di dalam kawasan alam tersebut. Namun, perusahaan perlu melakukan pembelanjaan modal untuk melakukan penghijauan kembali sebagai bentuk menaati peraturan perlindungan alam. Pengeluaran capex ini tidak memberikan profit, namun harus dilakukan karena berkaitan dengan hukum yang berlaku.
Perhitungan Capex
Pengeluaran capex tidak dapat dilakukan secara sembarangan karena ini sangat penting untuk keberlangsungan perusahaan. Perlu adanya perhitungan untuk melakukan capital expenditure ini. Apa saja yang diperhitungkan?
- Efek Jangka Panjang
Capital expenditure akan memberikan efek jangka panjang pada perusahaan. Sebab meski aset bertambah, kas perusahaan akan berkurang. Karena itu, perlu adanya perencanaan matang sebelum memutuskan untuk melakukan pembelanjaan modal ini.
- Biaya yang Dikeluarkan
Umumnya, pembelanjaan untuk penambahan aset ini membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga dapat membebani anggaran perusahaan. Jadi, harus ada perhitungan tingkat return of Iinvestment (ROI) atau pengembalian modal. Dengan begitu, perusahaan dapat menilai suatu aset terhadap tingkat efisiensi produksinya.
- Penyusutan Nilai
Beberapa aset akan mengalami penyusutan nilai di masa mendatang. Karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan waktu pembelian, nilai aset yang akan dibeli, serta tingkat efisiensi aset tersebut.
Capital Expenditure dan Operating Expenditure
Selain istilah capital expenditure, ada juga istilah operating expenditure atau opex. Keduanya memiliki definisi dan fungsi yang berbeda.
Jika capex merupakan pengeluaran modal untuk membeli aset tetap yang memiliki masa manfaat jangka panjang, opex adalah biaya operasional atau pengeluaran yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.
Dari segi fungsi, opex dikeluarkan untuk operasional sehari-hari perusahaan. Contoh sederhananya berupa gaji karyawan, perbaikan rutin mesin produksi, hingga pembayaran pajak usaha.
Jika dicontohkan, pengeluaran modal untuk menambah aset berupa mesin percetakan masuk ke dalam kategori capex. Sedangkan pengeluaran kas untuk membeli tinta cetak masuk ke dalam kategori opex.
Baca Juga: Mengenal Aktiva Tetap dan Penerapan PPN Atas Aktiva Khusus
Kesimpulan
Capital Expenditure atau capex merupakan pengeluaran modal untuk penambahan aset tetap perusahaan. Aset tetap ini memiliki manfaat jangka panjang dan dapat berdampak pada efisiensi produksi serta keberlangsungan bisnis.
Karena itu, perlu adanya perhitungan untuk melakukan capex, mulai dari memperhitungkan efek jangka panjang dari pembelanjaan modal, biaya yang dikeluarkan, serta penyusutan nilai barang tersebut.
Ketika melakukan pembelanjaan modal, pastikan untuk mencatat seluruh transaksi tersebut. Gunakan OnlinePajak untuk mengelola transaksi usaha.
Sebagai mitra resmi DJP, OnlinePajak memiliki berbagai macam fitur untuk membantu perusahaan dalam mengoptimasi proses bisnis dan keuangan bisnis, serta mempermudah kepatuhan pajak bisnis. Bagaimana caranya? Daftar sekarang untuk melihat fitur-fitur yang tersedia, klik di sini.