Resources / Blog / Tentang Pajak

Forecasting Adalah? Prediksi Kesuksesan Bisnis Anda dengan Metode Ini

Forecasting Adalah? 

Forecasting adalah istilah yang erat kaitannya dengan kegiatan di dunia bisnis. Metode forecasting sangat dibutuhkan dalam melakukan perencanaan dan penentuan produk yang akan dibuat oleh suatu perusahaan agar kualitas dan kuantitasnya tepat. 

Dapat dikatakan forecasting adalah suatu metode untuk melakukan perencanaan dan pengendalian produksi guna menghadapi ketidakpastian di masa yang akan datang, terutama untuk memprediksi permintaan produk di masa depan. Bisa juga ketika ada perayaan keagamaan atau momen tertentu lainnya. 

Fungsi dan Manfaat

Secara garis besar, sebagai pelaku bisnis, Anda tentu sudah paham apa fungsi dan manfaat dari adanya metode forecasting ini. Fungsi forecasting adalah sebagai pedoman untuk menentukan arah kebijakan dan keputusan perusahaan yang diharapkan akan lebih efektif dan efisien di kemudian hari. Dari fungsi tersebut, maka selanjutnya akan menimbulkan manfaat sebagai berikut: 

  • Menjaga stabilitas keuangan perusahaan, 
  • Sebagai kajian atas kebijakan perusahaan yang berlaku pada saat ini, masa lalu, dan sejauh apa pengaruhnya di masa depan, 
  • Guna menghadapi anomali atau perubahan dan sesuatu yang bisa saja berbeda dari masa lalu dan masa depan, 
  • Adanya time gap antara kebijakan dengan implementasinya,
  • Memberikan solusi terbaik bila suatu saat menghadapi masalah yang berkaitan dengan bisnis. 
  • Perusahaan jadi memiliki acuan untuk menentukan kebijakan sejalan dengan tujuan perusahaan. 

Baca juga: Manfaat e-Faktur OnlinePajak dalam Transaksi Bisnis Anda

Jenis-Jenis Forecasting

Sebelum membahas tentang metode forecasting dan efektifitasnya, berikut ini jenis-jenis forecasting.

1. Berdasarkan Waktu 

Metode forecasting yang dilakukan berdasarkan waktu, terbagi menjadi 3, yakni: 

  • Jangka panjang: menggunakan analisis dengan waktu yang lebih panjang. Biasanya berlangsung selama 2 tahun lebih. 
  • Jangka menengah: dilakukan lebih cepat, yakni 3 bulan hingga 2 tahun. 
  • Jangka pendek: dilakukan lebih sebentar lagi, mulai dari 0-3 bulan. 

2. Berdasarkan Fungsi dan Tujuan 

Berikut ini klasifikasi forecasting berdasarkan fungsi dan tujuannya: 

  • General Business Forecasting: peramalan bisnis secara keseluruhan mulai dari ekonomi, politik, sosial, budaya dan lainnya yang bersifat makro. 
  • Sales Forecasting: peramalan jumlah barang yang bisa dijual di masa depan berdasarkan data penjualan sebelumnya.
  • Demand Forecasting: peramalan yang bertujuan untuk mengetahui perkiraan permintaan dan kondisi pasar.
  • Financial Forecasting: biasa disebut juga dengan capital forecasting. Bertujuan untuk memperkirakan biaya dan modal yang dikeluarkan di masa depan. 

3. Berdasarkan Ketersediaan Data

Seperti yang Anda pahami bahwa forecasting merupakan aktivitas kondisi yang berlangsung di masa yang akan datang berdasarkan data yang ada di masa lampau. Namun, tidak semua usaha memiliki ketersediaan data yang memadai. Padahal data-data yang dibutuhkan ini yang menentukan bagaimana forecasting dapat dilakukan. Kegiatan forecasting yang dilakukan berdasarkan ketersediaan data, sebagai berikut: 

1. Metode Kualitatif

Perusahaan atau organisasi tidak memiliki data yang cukup untuk bahan analisis. Hasil prediksi akan sangat subjektif karena hasil analisis berbeda-beda. Kegiatan yang dilakukan bisa melalui penyelidikan, wawancara, dan/atau diskusi. Biasanya metode ini digunakan oleh para pelaku usaha rintisan atau perusahaan yang mengalami perubahan dan transisi dalam usahanya. Ada beberapa metode kualitatif yang paling umum digunakan, yakni: 

  • Metode Delphi: sekelompok ahli dari berbagai latar belakang berkumpul untuk memberikan pendapat secara sistematis. Biasanya menggunakan survey atau kuesioner. 
  • Riset Pasar: menggunakan sampel penelitian yang diakhiri dengan hipotesis. Dilakukan dengan melakukan survey, stakeholder, atau investigasi kepada praktisi bahkan pesaing. 
  • Konsensus: melakukan diskusi secara terbuka. Metode ini kerap digunakan bersama metode lainnya seperti riset pasar dan/atau analogi sejarah karena terbilang kurang efektif dan sudah ditinggalkan/tidak digunakan lagi oleh banyak perusahaan. 
  • Analogi Sejarah: metode yang membandingkan pola life-cycle atau produk yang ingin dianalisis. Metode ini akan efektif bila waktu peramalan dilakukan dalam jangka menengah dan panjang. 
  • Personal Insight: dilakukan dengan diskusi dan melihat referensi dari orang yang berpengalaman dan ahli di bidangnya. Bisa melalui jurnal, artikel, wawancara, mentoring, dll yang menjadi acuan forecasting. 

2. Metode Kuantitatif

Perusahaan yang memiliki data yang cukup sebaiknya menggunakan metode kuantitatif. Proses analisis dengan metode ini menggunakan pendekatan data dan angka. Terdapat 2 metode kuantitatif yang digunakan, yakni: 

  • Metode Time Series (Deret Waktu): menggunakan analisis antara variabel yang akan diramalkan dengan variabel waktu.
  • Metode Kausal: menggunakan pendekatan sebab-akibat. Dilakukan dengan menghubungkan data di masa lalu menggunakan variabel bebas. Metode ini digunakan apabila sebuah variabel dipengaruhi oleh variabel lain pada satu horizon waktu peramalan yang relevan. Pada metode klausal, terdapat 3 pendekatan, yakni: Regresi dan korelasi; Ekonometrik; dan Model Input-Output. 

Baca juga: Peran Teknologi dalam Bisnis dan Kelebihannya untuk Urusan Perpajakan

Forecasting dan Pajak

Apakah forecasting juga bisa diimplementasikan terhadap pajak? Bisa. Biasanya, forecasting dilakukan terhadap penerimaan pajak. Beberapa metode dapat diaplikasikan dalam hal peramalan penerimaan pajak tersebut. 

Seperti yang sudah dipahami, forecasting akan menjadi pedoman dalam merencanakan anggaran atau prediksi pendapatan dan strategi bisnis di masa yang akan datang. Analisis yang dilakukan dalam forecasting ini berguna dalam memperkirakan apa yang akan benar-benar terjadi dalam periode tertentu di masa yang akan datang.

Reading: Forecasting Adalah? Prediksi Kesuksesan Bisnis Anda dengan Metode Ini